➳ You Never Know. | 8

2.2K 526 136
                                    

- Tears are falling' from the darkness.
Feel them crash upon your skin.
Look for shelter, you won't find it. -

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.

.

.

.

.

.

Memerani lakon sebagai pengamat itu cukup menyulitkan. Dipaksa mengetahui segala hal meski harus dipusingkan. Terbawa oleh angin fakta yang nantinya akan menyakitkan. Membuat cangkang kepercayaan kian retak perlahan.
Dibuat untuk menanjaki bukit penyesalan, dan ingin menangis kemudian. Tyrion sangat bimbang sekarang, di satu sisi ingin membunuh dalam diam, namun kini gadisnya dalam ancaman.

Sang Panglima Kingston tengah berdiri di hadapan Raja dan Agaka. Obrolan serius terjadi... Agaka sesekali memperlihatkan senyum licik dan Austin hanya mengangguk paham.

"Targaryen memang tak jauh dari sifat sombong. Mempunyai Naga membuat mereka merasa paling berkuasa. Terlampau bodoh untuk menolak sebuah kesempatan yang akan menyelamatkan nya." Austin menggeleng, kemudian menghela nafas.

"Mereka pembawa sial, Raja. Tiap-tiap manusia yang menikah dengan mereka, pasti akan menemui kematian dengan cepat. Raja Vincent khususnya." Agaka menaikkan sebelah alisnya, kini berdiri di samping Raja. Austin mengangguk membenarkan.

"Kau pun jangan lupa diri, Tyrion. Jangan sampai menaruh hati pada Lalysa... Jika Kau tak ingin bernasib sama dengan mendiang kakaku yang malang itu," ujar Austin. Dan Tyrion hanya diam, tak menanggapi dan memilih mengamati arah pembicaraan.

Austin terkekeh setelahnya, "keluar dari Alpha katanya?" Sang Raja mengingat ancaman Lysa tadi pagi, itu membuatnya tertawa.

"Memangnya apa yang bisa dia lakukan tanpa perintah Raja?" Austin menggeleng meremehkan. Kini menatap telapak tangan kanan nya dengan senyum licik. "Bahkan Aku bisa membunuhnya hanya dengan tangan kanan ku saja." Lelaki itu kembali tertawa.

"Aku muak melihat nya, Agaka. Gadis itu dan keluarga nya, sungguh sangat menyebalkan. Melihat mereka membuatku teringat akan nenek moyang mereka yang dahulu menjajah Benua kita." Pembicaraan itu membuat Agaka senang, inilah kesempatan nya untuk memusnahkan Targaryen.

"Jika Raja tak membutuhkan mereka, singkirkan mereka, untuk mengurangi kekhawatiran mu kedepannya, Yang Mulia," ujar Agaka pada Austin. Membuat sang Raja Kingston mengusap dagu nya, nampak berfikir.

"Aku membutuhkan Naga nya... Tapi Ia tak mau memberikan nya." Kini Austin melipat kedua tangan di depan dada.

"Untuk mengingatkan seseorang akan posisi nya... Kita harus memberi pelajaran, Yang Mulia." Agaka berujar tanpa ragu, sangat pandai menyusun kata dan merayu.

[1] Mother Of Dragons ✔Où les histoires vivent. Découvrez maintenant