Chapter 1. [Kelahiran nya]

5.6K 904 103
                                    

Detik ini, terdengar kebisingan memenuhi indra manusia.
Suara kaki kuda, tabrakan pedang, dan jeritan para pasukan memenuhi medan tempur. Mengerahkan segala kekuatan untuk dapat membawa pulang kemenangan. Kelam nya malam menjadi saksi akan pertumpahan darah Negeri seberang dengan Negeri Luxidos. Mayat menumpuk sepanjang jalan. Satu dua yang masih hidup meminta pertolongan. Namun pada akhirnya mereka sadar... Tak ada yang namanya pertolongan.
Hanya ada hidup dan mati yang akan menentukan.

Bulat nya Bulan membuat cantik pemandangan langit di atas awan. Berbeda dengan hal apa yang terjadi di bawah nya. Mengerikan, mengenaskan, pun melelahkan.

Namun detik selanjutnya, hujan pun turun, kilat petir seketika menggema. Kecantikan rembulan kini tertutupi oleh awan gelap di atas sana. Meski begitu, Raja Vincent tak berniat menghentikan pertarungan.

Klang! Klang! Klang!

Ia tetap menerobos barisan para pasukan musuh, mengobrak-abrik pertahanan mereka hingga rubuh. Suara jerit kematian sungguh memenuhi setiap sudut lapangan. Sang Raja beserta adiknya, Austin... Memimpin pasukan terdepan untuk menyerang titik kunci kemenangan mereka... Yakni membunuh Raja dari Negeri Deloxa.

Dan saat posisi mereka tiba di barisan belakang musuh, Raja Vincent menatap adiknya, Austin... Dan Austin pun mengangguk pada sang kakak. Kode bahwa sang Raja harus maju untuk segera membunuh Raja dari Deloxa.
Dan Austin yang akan menghabisi sisa nya.

"Hyaakkk!!!"

KLANG!

Seringai tajam di layangkan Raja Deloxa, seolah meremahkan Raja Vincent yang tengah menyerang nya dengan sebilah pedang. Sengaja ia lakukan, semata-mata hanya untuk memancing amarah sang Raja Kingston. Karena rahasia kemenangan dari pertempuran satu lawan satu adalah... Buat lawan mu marah, dan saat ia lengah, maka kau telah unggul detik itu juga.

Namun tenang saja, Raja Vincent tak semudah itu dikalahkan. Ia telah melalui banyak pertempuran dan banjir darah, namun sampai detik ini, ia masih dapat memimpin pasukan dan menjadi Raja hebat di Kingston.

Waktu terus berputar, kemenangan terasa kian semakin dekat. Hingga saat satu hunusan pedang Raja Vincent berhasil menembus perut Raja Deloxa, sorakan para prajurit dari Clan Kingston memenuhi medan perang. Tubuh sang musuh ambruk di tanah, sedang Raja Vincent telah memasukkan kembali pedang nya, berjalan pulang menuju barak, hendak merayakan kemenangan.

Namun badai kian semakin besar, kabut terasa mengelilingi para pasukan. Seolah menghalangi mereka untuk kembali ke barak peristirahatan. Bahkan Raja Vincent harus memicingkan mata agar dapat melihat dengan jelas. Karena kabut tebal itu cukup mengganggu.

"Kak...."

Raja Vincent menoleh saat Austin adiknya memanggil. Senyuman terulas bangga, dan pelukan pun diberikan.

"Selamat atas kemenangan ini."

Raja Vincent balas tersenyum dan menepuk bahu adiknya.

"Selamat juga atas kelahiran anak kedua mu, kak. Dia akan jadi Putri hebat Clan kita." Austin menangkap gurat bahagia di raut wajah sang kakak, ia nampak terkejut dengan berita yang baru saja ia dengar itu. Lelaki itu hendak bergegas menuju barak untuk segera pulang ke istana, namun Austin menahan nya di sana.

"Namun aku minta maaf pada mu, Kak."

Vincent mengernyit bingung, "maaf untuk apa, Austin?"

Dan sedetik setelahnya seringai tajam terukir jelas di wajah dingin Austin.

"Karena kau tak bisa pulang untuk melihat wajah Putri mu."

"Apa maks—"

SRAK!

[1] Mother Of Dragons ✔Where stories live. Discover now