➸ Harapan sang Putri. | 1

4.2K 825 47
                                    

Kepakan sayap burung malam terdengar lembut melewati ruangan si kecil, Lalysa. Gadis cantik itu kini berbaring di atas ranjang nya, sambil fokus mendengar sebuah dongeng dari Ibu nya -Kanza.

Sesekali sang Ibu mengelus lembut surai platinum blonde putri kecilnya yang sudah berusia lima tahun.

"Dan saat Ibu telah menjadi Ratu di Clan Halerie, benua Urendai sebelah selatan, gempa bumi pun terjadi. Hari itu harusnya menjadi hari yang paling bahagia karena esoknya akan jadi perayaan ulang tahun Ibu di pesta. Tapi takdir ternyata berkata lain." Kanza menatap langit langit kamar Putri nya sambil tersenyum tipis.

Lalysa berkedip lucu, "Lalu, apakah Clan Halerie musnah, Bu?"

Kanza mengangguk, "semuanya hancur tak bersisa saat gunung Niama meletus. Peradaban Benua Urendai musnah dalam satu malam."

"Lalu para naga tak ada yang selamat?" Lalysa menampakkan raut sedih nya. Kanza pun lagi lagi mengangguk.

"Bagaimana tentang kakek?" Dalam satu kalimat, Lalysa membuka satu lembaran lama di masa lalu yang membuat Kanza terdiam sejenak. Ia nampak menimang-nimang apa yang akan ia ucap.

"Dulu, Clan Halerie pernah menduduki Megan Throne. Kakek mu... Penguasa 7 kerajaan di Luxidos. Namun saat bencana alam itu terjadi, kakek mu datang ke Urendai untuk menghadiri pesta ulang tahun Ibu. Tak ada yang tau kapan bencana alam akan terjadi, dan ya... Semua keluarga Halerie musnah oleh letusan gunung api."

"Kenapa tak melarikan diri saat bencana alam terjadi, Bu? Para Naga kan bisa membawa keluarga kerajaan terbang? "

"Waktu itu, semua Naga sedang berada di kandang besar mereka. Dan seolah telah tertakdir, letusan gunung api menghantam kandang besar para Naga, dan mereka lenyap tertelan oleh bebatuan magma."

"Lysa dengar, Naga tak bisa mati karena api, Bu?"

"Memang benar. Tapi, gunung berapi tidak menyerang dengan api. Namun dengan lahar nya yang tak bisa di hadapi oleh para Naga, nak... Kondisi saat itu sangat rumit dan sedikit tak logis, lantas hari itu menjadi lembar penutup, bahwa Clan Halerie beserta kerajaan lain di benua Urendai, telah musnah. "

Lalysa, sang gadis kecil mengangguk paham.

"Berarti saat kakek meninggal, Megan Throne di pegang oleh siapa, Bu?"

"Raja Kit, Raja ketiga Clan Kingston. Saat itu, Ayah mu masih menjadi Pangeran Mahkota."

"Oh ya? Lalu lalu... Ceritakan padaku, bagaimana Ibu jatuh cinta dengan Ayah?"

Kanza terkekeh gemas, Putri kecilnya nampak bersemangat. Kanza menghela nafas, kini sosok sang terkasih terbayang di benak nya... Begitu rindu akan senyum tampannya yang selalu menenangkan segala gelisah dirinya.

"Semua nya terjadi tanpa terencana. Tepat di hari itu, hari di mana Benua Urendai hancur karena bencana alam, Ibu berhasil melarikan diri dengan Naga milik Ibu, namanya Misoura. Ia naga tercantik yang pernah Ibu tunggangi. Ia berhasil membawa Ibu terbang menjauh dari Benua Utara, meski kaki nya terluka karena terkena percikan magma. Namun ia berhasil membawa Ibu sampai di perbatasan Kingston. Di saat Ibu merasa telah sekarat bersama Misoura, seorang pemuda berkuda datang mendekat. Ibu panik, dan memaksakan segera bangun, dan Misoura nampak waspada, ia hampir menyemburkan api nya pada pemuda itu. Namun lelaki itu mengangkat tangan nya sambil berkata,
'Hey tenang lah! Aku teman tuan mu!'
Ibu waktu itu melotot galak pada nya, dan pemuda itu pun menundukkan kepala nya hormat, darisanalah awal pertemuan Ibu dengan Ayah mu, Vincent."

"Wahh! Ayah pintar sekali. Pasti Naga Ibu percaya pada ucapan Ayah kan? Bahwa Ibu adalah temannya? Padahal kalian baru bertemu hari itu?" Lalysa terkekeh, mencoba membayangkan bagaimana lucu nya kejadian masa lalu kedua orangtua nya.

[1] Mother Of Dragons ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang