➳ Epilogue

1.8K 411 25
                                    

Kenangan membahasakan dirinya dalam luruh dedaunan. Terbang bersama angin, berharap mendarat dengan tenang. Namun kini terombang-ambing lagi prihal perasaan. Di atas kegilaan yang telah tercipta, termenung sendirian menata masa depan. Dan Lysa duduk di atas bebatuan. Dekat dengan laut. Di perbatasan benua Luxidos.

Ia menatap ke depan... Jauh di seberang sana, Benua Urendai telah menunggu nya pulang.

Lysa teringat satu hal... Tentang buku merah. Buku itu kini menghilang. Entahlah, setelah memberikan ragam informasi, eksistensinya lenyap hingga detik ini. Hingga sebuah suara mengejutkan nya.

"Miaw~"

Bruk!

Lysa menoleh dengan cepat, dan kucing hitam datang padanya, lantas melemparkan buku merah di atas tanah.

Ini tak normal, sungguh di luar nalar.

"Hanum... Kenapa kau bisa ada di sini?"

"Miaw."

"Apa kau bersama Rose?"

"Miaw."

Terserah! Lysa tak mengerti bahasa kucing. Namun kini yang jadi perhatian nya adalah, buku merah tersebut.
Lysa mengambilnya dan langsung menemukan peta benua Urendai di dalamnya. Tentu itu bukan kebetulan... Karena buku itu memang sengaja mengarahkan nya.

Jikalau Lysa pikir, buku ini sebenarnya mengerikan. Ia seolah tau apa yang Lysa butuhkan. Ia seolah menjadi penolong dalam setiap kebimbangan dan kebingungan nya. Namun tetap saja, keberadaan buku ini selalu mengungkapkan sesuatu yang merugikan Lalysa. Ia kehilangan banyak hal, tapi setimpal dengan apa yang ia ketahui atas kebenaran hidupnya.

Namun kali ini Lysa tak ingin ambil pusing... Gadis itu merobek satu halaman buku tersebut, yang menunjukkan peta akurat benua Urendai, untuk ia simpan sebagai penunjuk jalan. Lantas setelahnya gadis itu membuang buku tersebut ke laut.

Dan setelah buku itu mengambang di atas air... Buku merah tersebut secara tiba-tiba bersinar putih dan melayang di udara.

"Telah tertakdir bahwa apapun yang Tuan Putri ketahui, adalah pilihan terbaik dari alam. Membumihanguskan ketidakadilan adalah jalan terbaik pada lembar-lembar kebenaran. Kesakitan akan menjalar, penghianat akan terus berdatangan. Namun tak menjadi alasan untuk buta akan warna kebaikan.
Apa yang kau terima dari alam, akan kembali juga ke alam."


Tsssss!!!

Dan buku merah itu melebur, kemudian hilang di telan angin kencang. Itu membuatnya merinding. Sebenarnya takdir apa yang Dewa telah rancang untuk nya?

Gadis itu menoleh ke samping, Hanum masih ada di sana... Ia tak bersuara lagi. Ia hanya menatap Lysa seolah kucing itu selayaknya manusia. Tatapannya tajam, dan seolah menyimpan banyak rahasia besar. Lysa pun menelan saliva nya, rasa takut tentu hadir di sana.

[1] Mother Of Dragons ✔Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin