Part 3

1.1M 53.4K 2.7K
                                    

"Dagingnya sedikit terlepas."

"APAAA ??!?" aku berteriak dan berusaha bangun. Percuma. Tidak bisa. Tenagaku seperti menghilang di telan bumi.

"Diam !" Dia membentakku dengan mata melotot dan kening berkerut. Aku sedikit takut mendengar teriakannya itu. "Atau kau mau ku tambah lagi?!"

"Jadi... kau yang membuat lenganku seperti ini ?" aku mendorong tubuhnya supaya dia menjauh. Aku memegang erat pinggiran tempat tidur dan berusaha bangun. Berhasil. Aku tertatih menuruni kaki ku, aku ingin berdiri.

"Kalau kau pergi, kau akan mati." Ancam pria itu. Aku tidak peduli. Ini bukan tempatku. Aku ingin pergi secepatnya dari sini. Aku mencoba berdiri lagi. Tiba-tiba dia menarik kasar tanganku dari belakang. Membuatku refleks naik ke atas Kasur lagi. Dia menatapku garang. Bola matanya berubah menjadi merah tua. Dia memiringkan kepala ku dan mengusir rambutku dari telinga. Apa yang akan dia lakukan lagi ? Wajahnya mendekat ke arah leherku. Aku menghindar, tetapi tangannya memegang kepalaku.

DEG !

Dia menggigit leherku kuat dan menghisapnya seperti orang kelaparan.

"ngg.. sakit..." keluhku saat dia lebih memperdalam hisapannya. Aku menggeliat dan mencoba melepaskan diri dari tanganya yang menahan lenganku sekarang.

"Hentikan, tolong hentikan..!" Aku mendorong kepalanya pelan. Tidak berpengaruh apa-apa. Dia kembali menggigit leherku lagi tetapi di spot berbeda. Ya Tuhan, dia bukan manusia !!

Tampangnya yang sempurna itu bahkan dimataku sudah berubah menjadi monster menyeramkan.

"Ku mohon Tuan, lepaskan.." ucapku dengan suara serak. Pria itu melepaskan taringnya yang menancap di daging leherku. Dia menatapku lurus tanpa berkedip sama sekali. Banyak tetesan-tetesan darah keluar dari mulutnya. Menjijikan. Apa itu semua darahku ?

Cih, risih sekali di lihat begini terus. Apa dia sedang berpikir sesuatu ?

"Sebenarnya kau ini makhluk apa?" tanyaku hati-hati tanpa berniat membalas tatapan sinisnya itu. Mendadak dia memegang pipiku lembut. Sontak aku memundurkan wajahku.

"A..apa yang.. eng.!!"

Pria gila didepanku ini menarik wajahku dan mencium bibirku. Aku yakin jiwa nya sudah tidak waras. Ini ciuman pertamaku ! belum lagi dia menciumku dengan masih berlumuran darah seperti itu. Membuatku mual..

"Ngg..Le..paskan.!" ucapku disela-sela bibirnya. Tanganku terus ditahan dibelakang punggungnya. Tak lama kemudian dia melepaskanku. Aku langsung membersihkan bibirku yang basah menggunakan telapak tanganku. Yuck.. Darah ! Aku mau muntah.

Ya Tuhan, apa yang ku lihat ini kenyataan ? Apa mataku tidak salah lihat ? Pria ini tengah menghisap darahnya sendiri. Dia sedang menggigit pergelangan tangannya. Tetapi sepertinya ada yang aneh. Dia tidak meminumnya. Darah itu hanya terkumpul didalam mulutnya. Lalu dia melihatku, dan pria gila itu perlahan mendekatiku. Jangan bilang kalau darahnya itu untukku ? AKU TIDAK MAU !!

Aku menggelengkan kepalaku beberapa kali dengan kedua tanganku yang menutupi mulut. Dia terus mendekatiku hingga aku tersudut di dinding tempat tidur. Sekuat tenaga aku menutup mulutku. Dia juga berusaha melepaskan tanganku. Tenaganya tidak sebanding denganku, dia terlalu kuat untuk ukuran manusia.

"AKU TIDAK MAU !!!" teriakku sangat keras. Pria itu meraih wajahku kasar dan merengkuh daguku ke atas. Mataku terpejam saat aliran darah dari mulutnya masuk ke dalam mulutku. Dia menciumku lagi tapi sekarang ciumannya lebih menuntut. Aku berontak tetapi tetap saja dia lebih kuat menguasai diriku. Dia memaksaku untuk meneguk darah di mulutku ini. Jelas aku menggelengkan kepalaku, aku tidak mau..aku tidak mau !!

Dia memegang kepalaku lebih kuat seperti ingin membuatku menelan darah itu. Aku bersikeras menahan lidahku untuk tidak menelannya. Tiba-tiba dia merebahkan tubuhku sehingga aku berbaring secara spontan. Dia menindihku dan masih terus menciumku kasar.

"Ngg..!!!" Aku mengerang saat dia sengaja menggigit bibirku kuat. Aku merasakan dia tersenyum saat aku terpaksa menelan darahnya karena dia juga mulai menghisap darah di bibirku. Kepalaku sedikit pusing dan pandanganku kabur. Lalu dia melepaskan bibirnya dan tersenyum puas padaku.

"Kau.. milikku sekarang." Ucapnya pelan dan setelah itu aku tidak tahu lagi apa yang terjadi denganku saat pandanganku mulai mengabur.

oo

Aku mengerjapkan mata berulang kali dan berharap yang terjadi beberapa waktu lalu hanya mimpi. Mimpi ? Kurasa tidak. Hembusan nafas seseorang sangat nyata terasa dibelakang kepalaku dan tangan seseorang sedang memelukku posesif dari belakang. Apakah dia tertidur ? ini juga masih malam karena tadi sedikit melirik jam yang berada diatas nakas. Kepalaku masih sedikit pusing. Kejadian ini seperti mimpi saja. Terlalu mendadak. Aku masih tidak percaya apa yang barusan terjadi padaku. Bagaimana bisa di zaman modern seperti ini masih ada saja hal konyol yang tak masuk di akal. Aku bahkan masih berpikir makhluk spritiual atau apalah itu namanya, tidak ada di dunia ini. Aissh, apa aku mulai gila !?

Aku membalikkan tubuhku pelan dan melihat pria yang sedang tertidur dengan wajah polos. Berbeda 180o dengan wajahnya saat sedang marah. Tiba-tiba pikiran melarikan diri pun terlintas di benakku. Segera aku melepaskan pelukannya dengan sangat hati-hati. Aku beranjak dari tempat tidur lambat dan hampir tidak mengeluarkan suara. Saat aku mulai berdiri, tubuhku terkulai ke lantai. Aku tak menyangka tubuhku bisa sampai selemas ini. Tapi aku tetap berusaha untuk berdiri lagi. Ya aku berhasil. Aku berjalan terseok-seok menuju pintu kamar. Tiba-tiba, pria itu memanggil namaku pelan tetapi ku lihat matanya masih menutup. Dengan cepat aku melangkahkan kaki sampai aku tidak sadar kaki ku tersandung dengan lemari yang berada di dekat pintu.

"Aduhh..." aku terjatuh dan meringis pelan.

"Tika.." pria itu memanggil namaku lagi. Kini dia bangun dan melihatku dalam posisi duduk dia di atas kasur. Dia melihatku datar dan sesekali menguap. Kurasa dia masih mengantuk.

"Kau mau kemana?" tanya pria itu sambil berjalan menghampiriku.

"Jangan menyentuhku !" ancamku saat dia sudah berada di depanku. Dia mengabaikanku dan lekas memegang kaki kananku.

"Argh, sakit..."

"Sepertinya kau terkilir." Dia mengangkat tubuhku dengan mudah, seperti aku hanyalah sebuah kapas. Lalu dia meletakkan tubuhku lembut di atas tempat tidur. Dia mengangkat kaki ku ke atas pahanya dan mulai memijit-mijit pergelangan kaki kananku yang terkilir. Apakah pria ini lebih muda dariku ? Wajahnya sangat babyface, tapi kalau mengingat tingkahnya yang sangat 'dewasa' tidak mungkin kalau dia lebih muda. Ah sudahlah aku tidak peduli.

"Kau mau melarikan diri ya tadi?" tanya pria itu dengan masih fokus memijit kakiku. Aku hanya diam dan takut menjawab. "Kau sudah lupa kalau di tubuhmu ini sudah mengalir darahku." Ucapnya lagi dan menatapku serius.

"Apa maksudmu??" Itu semua juga tidak ada artinya." Jawabku ketus. Dia menyeringai dan mendekatiku perlahan. Aku yang kebingungan dengan arti seringaiannya itu hanya bersikap waspada.

"Kita sudah terikat. Jika kau pergi dariku, kau akan mati." Ucapnya lagi dan sekarang dia tengah memegang leherku lembut.

"Jangan macam-macam..." Aku berbicara pelan dan sedikit mendorong tubuhnya. "Itu semua tidak masuk akal !" lanjutku dengan tatapan sinis. Dia membalas tatapanku dengan mata yang tak kalah tajam.

"Kau...milikku."

Dia mengecup bibirku sekilas dan menatapku lagi. Aku terkejut dan mendorong wajahnya menjauh.

Tbc

MINE [TAMAT]Where stories live. Discover now