Part 17

1.1M 36K 2.6K
                                    

Hay kembali author ucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya buat readers yg sempet kasih vote & commentsnya :))) loveyou! Seperti part nya, 17 loh xD

********

"Hmmmm...."

Tubuhku menggeliat saat aku tersadar di atas ranjang yang empuk dan wangi. Lalu sempat kulirik jam dipergelangan tanganku, hemm pukul 10 pagi. Kenapa aku bisa tidur ya? Perasaan tadi aku sudah berada di kampus. Lantas aku ingin bangun, tetapi kepalaku masih teramat pusing. Aku pun meringis seraya memegang kepalaku.

"Jangan paksakan tuk bangun."

DEG!!

Jantungku seperti berhenti berdetak. Aku sangat tidak asing dengan suara bariton ini. Aku juga baru sadar kalau ada tangan seorang pria yang sedang memeluk perutku posesif dari belakang. Apa yang terjadi?

Astaga ... Otakku seperti kaset yang memutar kejadian sebelumnya. Ya Tuhan. Kau Bodoh bodoh Tika !! Aku pun merutuki diri sendiri sambil memukul jidatku berkali-kali.

Karena belum berani untuk menoleh ke belakang, lantas aku hanya memandangi dinding kamar yang kutinggali tiga hari lalu, kamar Sean. Kenapa aku harus kembali ketempat ini?

"Sean," panggilku yang masih belum mau membalikkan tubuhku.

"Hmm?" Dia menjawabku lembut. Tangannya memeluk tubuhku lebih erat lagi.

"Aku mau pulang. Mamaku menunggu."

"Menunggu apa sayang?" tanya Sean polos.

"Menungguku!" jawabku ketus.

Apa yang dia pikirkan? Sean sudah bertemu dengan Mama kan? Tidak mungkin dia tega memisahkan hubungan antara ibu dan anak. Kalau dia memang seperti itu, aku yakin dia orang paling keji didunia ini.

"Aku sudah menelfonnya," ujar Sean tenang. Dia juga mencium pucuk kepalaku. Aku terkejut dan langsung membalikkan tubuhku. Dia menatapku lurus dan mata kami pun beradu, tetapi tangannya tidak lepas dari pinggangku.

"Apa yang kau bilang tadi?"

Sean mengelus pipiku, "Aku sudah menelfonnya, sayang. Aku bilang kau ada dirumahku."

"Lalu apa kata Mama?"

"Katanya, 'Jaga dia baik-baik ya' . Itu saja." jawab Sean sambil mengerjapkan matanya lucu.

Apa dia benar-benar menelfon Mamaku? Dan beliau menjawabnya seperti itu? Aku tidak percaya.

"Aku mau pulang sekarang !" ucapku lantang dan bangun dari posisiku dengan gerakan spontan sampai kepalaku berdenyut pusing karenanya.

Tiba-tiba Sean menarik tanganku hingga aku berbaring lagi. Dia memeluk tubuhku dan mencium pipiku dari samping.

"Sebentar saja. Aku sangat merindukanmu. Jangan pergi."

Sean berbicara sangat lembut padaku. Baru kali pertama rasanya dia bertingkah seperti ini. Aku menoleh kesamping, kulihat bola matanya yang sedang berwarna merah tua. Apa dia sedang marah?

Sean mendekati wajahku sambil terus menatap lurus bibirku. Saat dia sudah mendekat dan hampir mencium bibirku, aku berpaling dan dia hanya bisa mencium telingaku.

Tidak hanya itu, dia pun kembali mencium pipiku, mengecupnya beberapa kali hingga bulu kudukku berdiri. Sean memelukku lebih erat dan hendak mencium bibirku lagi. Tetapi aku kembali memalingkan muka untuk kedua kalinya yang membuat dia hanya bisa mencium rambutku.

"Sean, jangan seperti ini. Ku mohon.." Aku menatap matanya yang tengah menatapku datar. Dia melihatku tanpa ekspresi sama sekali.

Sean merubah posisinya dan kini dia sedang berada di atas tubuhku. Tubuhnya bertumpu dengan kedua tangannya yang sedang berada disebelah kepalaku. Aku mendorongnya supaya menjauh karena menurutku posisi ini err.. Cukup berbahaya.

MINE [TAMAT]Where stories live. Discover now