SEQUEL ( Melvin D. Franklin )

485K 19.8K 810
                                    

Yeay akhirnya tibalah kita di sequel Melvin :D semoga memuaskan hati para readers :) happy reading^^

*****

Hai namaku Melvin. Anak kedua yang lahir dari perut Mama-ku tersayang setelah Kelvin dan sebelum Deira. Kami kembar tiga bukan berarti wajah kami sama. Anehnya, wajah kami berbeda 100% dan itu membuat kami bukan seperti anak kembar. But, that's not problem. Mau wajah kami sama atau beda pun tidak memungkiri kalau kami memang kembar. Heh.

Papa-ku seorang pria gagah dan otoriter yang bernama Sean D. Franklin. Berperawakan keras dan disiplin. Tapi sifat kerasnya itu tidak mempan untuk istri tercintanya, Nyonya Atika D. Franklin. Entah Mama memakai jurus apa bisa membuat Papa bertekuk lutut seperti itu. Heran juga. Jangan sampai aku seperti Papa nanti, segala kemauan istri dituruti tanpa harus ada embel-embel negoisasi. Bisa bahaya kalau istri minta punya suami baru, kan beda urusannya. Haha.

Eh aku baru ingat satu permintaan mama yang tidak dituruti papa sejak dulu adalah mama ingin bekerja. Kata papa, itu hanya alasan saja untuk mencari pria lain. Ckck, kurasa rasa cemburu Papa sudah stadium 4. Padahal permintaan mama menurutku wajar saja, daripada bosan seharian dirumah. Tapi Papa ada ide cemerlang supaya Mama tidak bosan. Ya, papa mendirikan butik khusus buat Mama di sebelah rumah kami.

25 tahun berlalu semenjak aku lahir, jalanan disekitaran rumah kami yang dulunya hanya hutan lebat sekarang berubah menjadi perumahan elite. Tetapi kawasan rumah kami masih tetap dijaga seperti dulu, tidak ada yang berubah. Semua terawat dengan baik dan rapi.

Hari ini dirumah kami ada pesta besar-besaran. Seluruh kolega bisnis keluarga Franklin datang. Tentu saja, hari ini adalah hari pernikahan adikku, Deira. Gadis kecil yang dulu aku kerjai dengan serangga itu tidak ku sangka sudah menikah dengan pria bernama Bray Simpsons. Pria malang yang pernah kupukuli habis-habisan bersama Kelvin. Hahaha.

"Paman, gendong.."

Tiba-tiba anak pertama dari pasangan Kelvin-Flo, si anak pintar yang bernama Billy D. Franklin berumur 4 tahun itu mendekat ke arahku. Entah kenapa sejak aku bertemu dengan Billy, anak itu selalu memintaku untuk menggendongnya. Wajah Billy seperti copy paste wajah Kelvin saat masih kecil. Persis.

"Billy berat, paman tidak mau." kataku jahil. Billy langsung cemberut dan hendak menangis. Langsung saja aku menggendong anak kecil itu daripada kena oceh oleh Flo. Istri Kelvin yang semula Nerd itu tak kusangka punya wajah begitu cantik. Jujur saja aku sedikit iri dengan Kelvin. Pria dingin sepertinya bisa mendapat gadis lembut seperti Flo. Ck ck, aku tidak percaya. Tapi melihat Kelvin begitu menyayangi Flo, aku jadi bahagia juga melihat mereka berdua.

"Sshh, diam. Ini sudah Paman gendong. Ayo kita kasih kejutan untuk Tante Dei." bisikku. Aku berjalan sambil menggendong Billy yang sudah diam ditanganku. Aku tak ubahnya seperti ayah-ayah muda padahal pasangan pun tidak ada.

"Paman kita mau kemana?" tanya Billy yang masih susah bicara dengan lancar itu saat aku membawanya menuju semak-semak dedaunan.

"Paman ingin memberi Tante-mu hadiah khusus. Ini.." Aku mengambil belalang di atas daun berwarna hijau itu dan memasukkannya ke dalam saku celanaku. Rasanya aku ingin tertawa sekarang, membayangkan reaksi Dei nanti pasti lucu sekali.

"Paman, Tante Dei kan tidak suka dengan serangga," kata Billy sambil menunjuk belalang yang ku taruh di saku celanaku.
"Ssh, Billy diam saja ya." Anak kecil ini mengangguk dengan cengiran lebar di wajahnya. Segera aku berjalan mendekati pengantin baru yang sedang bermesraan itu, saling menyuapi makanan ke dalam mulut masing-masing. Brr, aku tidak percaya Bray mau melakukan itu.

"Tante Dei!" panggil Billy, Deira tersentak lalu menoleh ke arah kami.

"Hei sayang, kemarilah!" Deira ingin menggendong Billy tapi anak itu menggeleng dan mengencangkan kedua tangannya di leherku.
"Kenapa Billy tidak mau di gendong Tante Dei?" tanya Dei lagi.
"Nanti Tante Dei loncat," jawab Billy polos. Aku pun merogoh saku celanaku lalu mengambil belalang yang hampir mati itu. Dengan cepat aku menaruh belalang itu di hidung Dei. Untungnya menempel.

MINE [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang