Sequel Lanjutan: Aku padamu, Sean!

352K 14.1K 454
                                    

Heyhooo, siapa yg ribut2 minta lanjutan!? Sebenernya aku males bikin, karena bagiku itu udah end wkwk #buangauthor

Tapi berterimakasihlah kepada author kece @mardiahekaputri yang mau nerusin lanjutan sequel ini karena dia kesel sama papa sean!! Wkwk ini udah aku revisi :3 jadi maybe typo nya udah berkurang :)

Dan ternyata karena sequel ini juga, udah terhitung dua org mau ikutan give away nerusin sequel "aku padamu, sean" ini loh :D wkwkw gak nyangka!

Oke check this out! Beri komen buat apriesiasi author yg bikin ini yak! Follow juga akun wattpadnya :) dia juga bikin cerita ini disana, terimakasihh;)

Happy reading^^

****

Tika's POV

Semenjak Sean menjadi kasar, semalam aku berusaha menjauhinya. Apa dia kembali menjadi Sean yang dulu? Apa dia juga akan berbuat kasar terus? Bahkan untuk menjelaskan apa yang terjadi saja aku takut. Takut aku hanya di anggap bohong olehnya.
Dan hari ini pula si kembar resmi pindah sekolah. Hanya dalam sekejap mata yang inginkan Sean langsung terkabulkan.

Sarapan pagi yang biasanya hangat kini mendingin. Hanya suara Melvin dan Dei yang terdengar. Aku sengaja tidak ingin bersuara. Bahkan ketika Sean memelukku semalam, aku melepaskannya dengan alasan ingin ke toilet atau ingin ke dapur. Apapun itu sampai aku nyaris tidak tidur.

"Aku berangkat dulu sayang," ucap Sean seperti biasa setelah dia menciumku. Aku tidak menolak, aku takut.

"Ingat 3 bulan," desisnya.

Aku menelan saliva-ku dengan susah payah. Apa si tukang foto itu tidak menjelaskan apa yang terjadi atau memotret semua kejadian dengan baik? Atau merekam setiap adegan biar Sean tahu kalau itu hanya kesalahpahaman saja.

Aku lalu melambaikan tanganku setelah mengantar kepergian mereka dan langsung masuk duduk merenung di dalam kamar. Rasanya sekarang aku bukan Atika D. Franklin, istri Sean dan ibu dari anak kembar tiga. Melainkan rasanya, aku baru bangun dari tidurku dan tiba-tiba ada Sean yang sama seperti ketika aku bertemu dengannya pertama kali. Menyedihkan.

***

Siang hari Sean pulang dengan tiga anak kembarku. Dia yang menjemput pastinya. Melvin dan Dei menghambur di pahaku. Kelvin seperti biasa masih di belakang mereka. Melvin mulai menceritakan kisahnya di sekolah baru. Miris sekali aku hanya bisa tersenyum menanggapi setiap omongan Melvin yang cadel.

"Endut kayak Kelvin," celoteh Melvin saat ia menceritakan anak lelaki yang katanya gendut seperti Kelvin. Kelvin hanya diam tidak berekspresi. Dasar.

Aku langsung mengajak mereka makan, seolah tidak melihat Sean yang berdiri disana. Aku merasa asing. Perlakuan kasarnya kemarin benar-benar membuatku takut..

"Sayang?" panggil Sean. Aku menoleh, melihatnya seperti menunggu sesuatu. Apa?

Aku tidak peduli, aku terus menggiring si kembar untuk ganti pakaian dan makan pancake yang tadi aku sempat buat untuk mereka. Melvin juga terus bercerita tentang anak di sekolah mereka yang lucu.

"Nanti mama jemput ya bial ketemu teman balu Melvin."

Aku hanya meng-iyakan. Jauh di dalam hati aku ingin menangis. Bukan karena aku tidak bisa menjemput anakku, tapi teringat perilaku Sean. Seharusnya aku menjelaskan apa yang terjadi, sayangnya aku terlalu pengecut.

Dan sepertinya Sean tidak ingin penjelasan, dia lebih percaya pada hasil tangkapan oleh photographer sialan itu. Apa aku kabur saja? Pikiran bodoh! Jelas Sean bisa membunuhku jika itu terjadi.

***

"Im in love with a monster," gumamku.

Sama seperti judul lagu Im in Love with a Monster . Bagiku saat ini Sean sama seperti monster, menakutkan. Bahkan wajahnya tidak sehangat dulu. Aku bahkan tidak mengantarnya ke depan saat dia dan anakku mau pergi. Dengan alasan aku kebelet. Semalam saja aku tidur dengan Dei meskipun ketika pagi harinya, aku sudah dalam pelukan Sean.

MINE [TAMAT]Where stories live. Discover now