Juara 6 - Day Dream by Raisa Pujia

332K 7.2K 218
                                    

HAPPY READING~~ Tema ini sebelum Tika hamil ya :) heheh berikan vote dan comments untuk apresiasi author kece Raisa :) hehe penyanyi aja ikutan give away tuh. #abaikan

****

Tika’s POV

Ditinjau dari kesunyian dan kesegaran cahaya itu, rupanya fajar baru tiba. Kicauan burung pun ikut menggugah kesadaranku. Sebuah senyuman terbentuk di bibir ini ketika menyadari keberadaan sebuah kepala di depan dadaku bersama sebuah tangan yang memelukku posesif. Secara reflex, tanganku mengusap rambut pemilik kepala ini pelan membuat tangan itu semakin mengeratkan pelukannya kemudian menyadarkan sang pemilik tubuh di hadapanku ini.

“Kau sudah bangun, sayang?” tanyanya dengan mata yang masih tertutup.

“Hmm” gumamku.

“Apakah tidurmu nyenyak?”giliran aku yang bertanya.

“Tentu. Selama kau berada di sampingku, tidurku akan selalu nyenyak sayang. Dan selama bersamamu, tak seharipun aku tidak bahagia. Kehadiranmu mampu menghilangkan kesedihan yang setiap saat dapat kurasakan. Tolong tetaplah seperti ini, jangan pernah berpikir untuk pergi," ucapnya.

Aku tertegun. Kini ia mendongkakkan wajahnya untuk menatapku. Kulihat ketulusan dan kasih sayang yang amat besar dalam mata itu. Sebuah kenangan pedih terbesit dalam pikiranku ketika pertama kalinya ia membawaku ke tempat ini. Hatiku teriris setiap kali mengingat prilaku kasarnya dulu. Aku sangat bersyukur karena ia segera memperlakukanku dengan baik dan membuktikan kesungguhan cintanya.

“Sudah puas mengagumi ketampananku hmm?” ucapnya membuyarkan lamunanku. Tak lupa sebuah senyuman nakal terbentuk di bibirnya. Aku pun ikut menyunggingkan bibirku. 

“Apakah kau masih belum memaafkan perlakuanku dulu? Aku sangat menyesalinya sayang” ujarnya dengan lembut.

“Mungkin aku tidak akan pernah bisa melupakan peristiwa itu, namun aku sudah memaafkannya. Aku tidak akan pernah pergi, Sean. Aku merasa bahwa mendampingimu merupakan suatu keharusan. Kuharap kau pun seperti itu” jelasku.

“Bersama adalah keputusan kita. Setia adalah janji kita. Saling mengerti dan terbuka adalah prinsip kita.  Bagaimana bisa aku meninggalkanmu apabila jiwaku sudah terikat denganmu? Menghirup udara segar bahkan masih terasa sesak tanpa melihatmu. Terima kasih telah menyempurnakan hidupku” ucapnya.

Selanjutnya sebuah bibir mendarat di atas bibirku. Sean pun membenarkan posisinya sehingga sejajar dengan wajahku dan menekan tengkukku untuk memperdalam morning kiss kami. Automatically, aku pun mengalungkan kedua tanganku di lehernya. Kecupan demi kecupan kurasakan di leherku saat tubuhnya berada diatasku, sesekali ia menjilati leherku. Aku pun meremas rambutnya pelan. Kecupan itu pun menjalar hingga kebagian atas dadaku dan akhirnya kembali pada kedua bibirku.

Aku pun melepaskan pangutan kami dengan nafas yang tak beraturan. Sean tetap menatapku dengan tatapan yang sulit kuartikan. Tanganku terulur mengusap pipinya lembut, ia pun tampak menikmati itu dan memejamkan matanya. Tak lupa, ia mengeratkan pelukannya dan menepis jarak diantara kami.

Kemudian ia kembali menindih tubuhku dan menjilati seluruh permukaan leherku. Ia pun menggeram ketika aku menjambak ramburnya pelan.

“Aku lelah Sean,”

“Tapi aku belum puas sayang” ujarnya dan kembali mengulum bibirku lembut.

“Aku ingin mandi, Sean.”

Ia pun langsung menghentikan kegiatannya dan mengunci pandanganku.

“A..apa?” tanyaku bingung.

“That’s great idea,”

MINE [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang