Part 4

1M 51.4K 1.7K
                                    

"Kau milikku."

Dia mengecup bibirku sekilas dan menatap nanar manik mataku. Aku terkejut dan mendorong wajahnya menjauh. Tetapi diluar dugaanku, dia menangkap tanganku dan mencium bibirku lagi.

"Mmmpphhh!!" aku berontak sekuat tenaga berusaha melepaskan lumatan kasar bibirnya itu. Dia menggigit bibirku kuat yang aku yakin pasti sudah berdarah.

"Engg.. Sakit.." ucapku tersenggal-senggal. Dia terus saja menghisap darahku lewat bibir. Aku mendorong wajahnya dan sedikit terlepas.

"Tunggu dulu! Aku ingin bicara." ucapku tertahan karena dia berusaha terus mendekati wajahku.

"Apa?"

"Bagaimana kalau aku carikan tumbal lain untukmu?" tanyaku ragu-ragu. Darah dari bibirku terus menetes, kedua tanganku tidak bisa menyekanya di karenakan di tahan oleh pria itu.

"Untuk apa?" tanyanya bingung dengan mata sudah berwarna merah tua.

"Untuk menggantikan aku." ucapku mantap. Dia mendorongku kasar hingga aku berbaring. Dia kembali menahan tanganku.

"Dirimu saja sudah cukup bagiku."

"ARRRGGHHHH !!" teriakku keras saat dia menerkam, dan menggigit kuat leherku. Dia menghisap terus-menerus tanpa berhenti. Aku mulai menangis. Apakah aku akan mati? Apakah ini takdir hidupku? Apakah hidupku semenyedihkan ini?

Ini semua gara-gara Raka ! Seharusnya aku jangan mudah percaya padahal kami sudah lama tidak bertemu. Pikiranku terhenti saat pria itu mengangkat wajahnya dab menatapku lurus. Dia begitu menyeramkan. Darah dari bibirnya menetes di atas pipiku.

"Kau tahu? Kau lebih cantik berlumuran darah seperti itu." ucapnya keji lalu menjilati darah yang tadi menetes ke wajahku. Aku tidak berani berbicara lagi. Aku takut......

"Nggg!!"

Tiba-tiba dia menciumku lagi. Dia melumat bibirku tanpa ampun. Bahkan dia tidak berniat untuk memberikanku jeda untuk mengambil nafas.

"to..tolong.. Hentikan.." ucapku lemah dan tidak di gubrisnya. Kepalaku mulai pusing dan penglihatanku memudar. Dia melepaskan bibirnya, nafas nya memburu wajahku. Ia mengusap wajahku lembut. Mataku kian menyipit karena lama-lama aku tidak bisa melihat apapun. Hanyalah warna gelap.

--0---

"Tikaa, bangun.."

Samar-samar aku mendengar suara pria tepat di depan wajahku. Dia mencubiti pipi dan hidungku bergantian agar aku terbangun dari tidur nyenyakku.

"Hmmm.."

Aku membuka mataku perlahan dan kudapati wajah pria yang telah sadis menyiksa ku tadi malam.

"Ya ampun. Lama sekali kau tidur. Sudah 2 hari kau tidak bangun." ucap pria itu sambil duduk di sampingku. Aku pun beranjak dari tidurku. Tubuhku sudah tidak selemas kemarin. Ehh tunggu, apa dia bilang tadi? 2 hari aku tidak sadar?

"Aku tidur 2 hari? Kenapa bisa?"

"Entahlah, mungkin kau kelelahan." dia tersenyum polos. Lihat, perubahan wajahnya saat dia marah dan saat dia begitu kalem hari ini. Sungguh berbeda.

"Aku tidak main-main, aku akan mencarikan tumbal lain untukmu. Aku janji."

Aku langsung mengubah topik pembicaran, dia menatapku dengan mimik datarnya.

"Dan membiarkanmu pergi begitu saja?

Aku terdiam. Bola mata hitamnya sudah di gantikan dengan bola mata merah tua miliknya.

Aku hanya mengangguk tak sadar.

"Sudah ku bilang kan, kau milikku. Sampai akhir milikku, dan tidak ada yang bisa memiliki mu selain aku."

Tbc

MINE [TAMAT]Where stories live. Discover now