Part 15 - Sean's POV

896K 38.8K 2.1K
                                    

Dua malam ini aku tidur disamping istriku, dirumahnya, dikamar pribadinya. Kamar Tika agak besar tetapi tidak sebesar kamarku dirumah. Kami tidur dengan lampu penerangan yang berasal dari lampu tidur. Tidak terlalu terang dan tidak terlalu gelap juga.

Kamar ini dipenuhi nuansa berwarna coklat, dinding bercat coklat muda, lemari berwarna coklat tua, dsb semua warna coklat. Satu lagi hal yang ku tahu, dia sangat menyukai warna itu.

Aku terbangun tengah malam karena tadi melihat jam dinding, pukul 1 dini hari. Bukan karena aku terkena sindrom tengah malam atau apa, tetapi yang membuatku bangun adalah ulah gadis cantik didepanku ini.

Tanpa dia sadari, setiap saat kami tidur bersama, dia selalu tidur sambil memeluk leherku kuat. Pertamanya aku juga kaget tetapi menjadi kebiasaan. Tika selalu seperti itu. Membuatku terbangun kegelian dengan nafas hangatnya disepanjang leherku. Bisa dibayangkan kesengsaraanku saat tidur disampingnya kan?

Sampai saat ini juga aku belum melakukan itu padanya. Karena aku juga mengerti perasaan gadis ini kalau aku melakukan dengan paksa, dia pasti sangat membenciku. Melihat dia selalu berusaha menghindar atau mencoba lepas dariku saja sangat membuatku sakit hati, apalagi kalau dia membenciku karena hal itu. Aku tak mau.

Aku kembali memeluk tubuh mungilnya yang sedang berhadapan denganku saat ini. Wajah tidurnya yang selalu cantik itu membuat rasa kantukku hilang. Aku pernah 3 jam tidak tidur hanya untuk melihat wajah damainya. Aku serius.

Apa aku pernah mendekskripsikan istriku?

Ya, dia sangat cantik dan menawan dimataku. Tubuhnya yang mungil, putih bersih tanpa cela, bibir dan hidungnya yang kecil tetapi matanya yang bulat, ditambah lagi rambut hitam ikalnya itu membuatku jatuh cinta saat pertama kali melihatnya. Belum lagi aroma tubuhnya. Lavender dan Vanilla. Aku tak berbohong, dia memang memiliki aroma seperti itu.

Aku kembali menyembunyikan kepalaku dilekukan lehernya yang jenjang itu. Lavender, sangat tercium saat aku menghirup aromanya dileher seperti ini. Harum.. harum sekali. Entah darimana berasal harum ini. Membuatku nyaman.

Vanilla, aroma yang lembut. Aroma ini berasal dari bibirnya atau dari hawa nafasnya. Wangi Vanilla.

Aku membuka bibirnya perlahan dengan ibu jariku, membuat bibir tipis berwarna pink itu terbuka otomatis. Saat itu juga, aroma vanilla menusuk hidungku. Benar kan, wangi ini berasal dari mulutnya. Wangi ini pula yang membuat aku tidak tahan untuk melumat habis bibir ranumnya itu.

Tangan Tika masih mengalung dileherku membuatku dengan mudah untuk menarik tubuhnya supaya mendekat. Dahi kami bertemu dan hidung kami pun bersentuhan. Deru nafas saling bertumburan. Lavender dan Vanilla bercampur menjadi satu.

Aku mencium kedua mata indahnya, kedua pipi manisnya, hidung mungilnya dan terakhir bibir pink-nya itu. Ini kebiasaanku saat dia tertidur. Anehnya dia tidak terbangun.

Aku mulai menjilati bibirnya yang tipis itu sampai bibir itu benar-benar basah dengan salivaku. Sexy. Dia sangat sexy. Oh Sial.

Aku tak tahan membiarkan bibir yang basah itu menganggur, lantas aku menciumnya lagi. Lebih dalam aku mengeksplorasi bibirnya, melumatnya tanpa ampun. Lidahku dengan mudah masuk kedalam bibirnya dan mencari pasangannya didalam. Saat sudah ketemu, aku menghisap lidahnya sampai Tika mengerang pelan.

Sontak aku melepaskan bibirku spontan, takut dia bangun. Tetapi anehnya Tika tidak bangun walau sudah ku cium dengan kasar seperti tadi.

Satu lagi yang ku tahu darinya, jika dia sudah tidur nyenyak, walaupun ada seseorang yang menusuk perutnya dengan pisau sekalipun, aku yakin dia tidak akan bangun.

Aku pernah membuktikannya, tetapi bukan dengan pisau. Kalau pisau, aku mungkin sudah gila ingin membunuh istri sendiri. Lantas aku membuktikan teori itu dengan cara yang lain.

Waktu itu saat dia masih dirumahku, aku pernah memberi beberapa, bukan, ini terlalu banyak jika disebut dengan beberapa, karena seluruh tubuh atasnya kupenuhi dengan kiss mark.

Dimulai dari lehernya, dadanya tak terkecuali payudaranya yang sintal itu sampai disepanjang perut datarnya. Penuh akan kiss mark dariku. Aku melakukan itu sepanjang malam. Apalagi saat dibagian buah kembarnya itu, bukan hanya kiss mark saja tetapi aku juga sengaja menghisap kedua putingnya dengan rakus. Katakanlah aku brengsek, tetapi aku halal melakukan ini, karena dia istriku. Tetapi yang tak kuduga, sudah beberapa jam aku melakukannya, dia tidak terbangun. Teori yang kubuat sendiri itu ternyata benar adanya.

Saat dia bangun keesokan harinya, dia malah mengira itu hasil gigitan serangga. Well, serangga itu pasti sangat besar. Haha, jika membayangkan kejadian itu, aku ingin tertawa. Istriku ini benar-benar polos rupanya.

Kembali ke objek indah didepanku ini. Dia masih tertidur dengan wajah cantiknya itu. Sungguh dia sangat cantik. Sial. Sangat cantik. Apakah aku mulai terobsesi padanya huh?

Tiba-tiba tangannya yang mengalung dileherku luruh dan bertumpu dikedua dadaku. Dia ingin segera berbalik tetapi tubuhnya kutahan. Aku memeluk pinggangnya erat. Jadi dia tidak bisa berbalik kebelakang.

"Jangan berbalik sayang." aku berbisik padanya. Aku tahu dia tidak akan bisa mendengarku.

Aku mulai menciumi seluruh wajah cantiknya dan berhenti saat bibirku menyentuh bibirnya. Aku mengulum bibirnya lembut, walaupun tidak ada balasan tetapi tetap saja rasanya nikmat.

Lama kelamaan, ciumanku padanya menjadi ganas. Aku tidak bisa menahan diri lagi. Aku melumat bibirnya kasar dan sesekali menggigit bibirnya. Terdengar erangan tetapi saat aku melihat matanya, dia masih tertidur. Biarkanlah kau merasakan ini sebagai mimpimu saja, sayang.

Tanganku masuk ke dalam sela-sela pakaian tidurnya dan dengan cepat melepaskan kaitan bra-nya. Aku melepaskan bibirku dan menyudahi ciuman kami. Ku lihat bibir Tika merah dan membengkak karena ulahku barusan.
Maafkan aku sayang kalau aku melakukan ini disaat kau tertidur.

Aku membuka kancing baju tidurnya hingga semuanya terlepas. Memperlihatkan tubuh yang sangat indah. Istriku, milikku. Aku tetap membiarkan bra itu menggantung ditubuhnya. Setelah aku melakukan ini, akan aku kaitkan lagi. Tapi nanti. Biarkanlah aku ingin menikmatinya malam ini.

Kembali aku menciumi leher putihnya, menjilat, menggigit dan menghisapnya kuat. Hingga menimbulkan bercak-bercak merah. Tidak disitu saja aku terus turun hingga batas dada atasnya. Aku pun melakukan yang sama. Sampai dibatas atas dadanya penuh akan kiss mark dariku.

Aku membuka cup penutup buah dada indah itu dan kutaruh diatasnya. Oh Sial. Indah sekali. Aku mendekatkan tubuhnya hingga kepalaku berada didepannya. Aku menciuminya lembut dan ingin segera merasakan bagaimana buah itu berada didalam mulutku.

Tunggu.

Tidak, ini salah. Aku tidak akan membiarkan sifat werewolf ku yang mengambil alih. Aku tidak mau menyakiti gadisku lagi.

Aku pun menutup kembali buah dada indah itu dan meng-kaitakan bra-nya hingga terhubung. Lalu aku mengaitkan lagi kancing-kancing piyamanya.

Tika tidak terbangun. Dia tetap tidur seperti bayi. Aku meletakkan tanganku dipinggangnya dan kembali memeluknya erat.

"Maafkan aku, sayang.." sesalku. Aku pengecut. Aku bodoh. Maaf.

Aku mencintaimu Tika. Sangat. Aku mencintaimu.

"Jangan pernah pergi dari hidupku, sayang." Aku pun berbisik pelan ditelinganya, mengecup pipinya lalu kembali memejamkan mataku.

Tbc

Tadaaa~~~~~~ oke fix aku mau bobok duyu...

Ebook MINE tersedia di Karyakarsa : sitinuratika07

MINE [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang