Sequel: Aku Padamu, Sean!

397K 14.1K 389
                                    

Another sequel from the couple of Sean and Tika yeahhh\m/ bagi yg mau baca makasih yak! Bagi yang bosen baca sequel terus, gak usah baca ;v

****

Tika's POV

Enam tahun sudah usia pernikahanku bersama Sean. Tak terasa selama itu juga aku terus dikaruniai sejuta kebahagiaan berlimpah. Keluarga yang harmonis dengan suami yang sangat penyayang dan ketiga anak kembarku yang sangat menggemaskan itu. Ohh, how happy i am.

Kini Kelvin, Melvin dan Deira berumur lima tahun. Ya, bisa dibilang baru sih karena ulang tahun mereka baru diselanggarakan sepekan lalu. Ughh, mereka bertiga sangat amazing.

Kelvin, walaupun anakku itu jarang menangis, okay dia tidak pernah menangis, tetapi ketahuilah dia yang paling lucu di antara Melvin dan Deira. Kenapa? Karena tubuh Kelvin itu gendut sekali. Kata dokter, hampir overweight. Hobby-nya makan terus. Seperti tidak pernah kenyang. Hehehe,  pipinya pun super chubby dan sering dijadikan bahan cubitan Sean. Bahkan jika kami sedang jalan-jalan sekeluarga, pipi Kelvin selalu dicubit-cubit oleh orang asing yang gemas padanya.

Beda dengan Kelvin, Melvin malah kurus. Tidak, bukan. Melvin mempunyai tubuh yang tinggi untuk anak seusianya. Lalu anakku itu yang paling ceriwis diantara yang Kelvin dan Deira. Selalu bicara tanpa henti. Walaupun cedal, Melvin terus-terusan bertanya ini itu sampai aku pusing untuk menjawabnya. Bahkan Sean sering kewalahan kalau sudah diajak ngobrol oleh Melvin. Duhh, aku rasa sifatnya ini turun dariku ya. Heh.

Dan Deira, si gadis kecil yang sangat menyukai warna pink itu sangat kekanak-kanakan. Dia yang paling cengeng dan sering menangis. Apalagi Deira sangat manja dengan Sean. Entah kenapa, dia selalu meminta suamiku itu untuk menggendongnya setiap saat. Bahkan waktu ia demam, Deira malah terus memanggil-manggil 'Papa' bukan Mama. Hemmm.. Mungkin ini efek karena Sean terus menggendongnya saat bayi. Jadi dia sudah ingat aroma Papa-nya itu.

Tapi, mungkin sifat dan sikap ketiga anak kembarku berubah saat mereka sudah dewasa nanti. Yaaa, siapa yang tahu?

Pukul 7 pagi dihari Rabu yang cerah ini, aku sedang menyiapkan sarapan untuk keluargaku tercinta. Menu sarapan hari ini simpel kok, hanya muffin dan roti dengan lapisan mentega dan selai. Dan minumannya, Sean lebih menyukai kopi hitam, untukku teh hijau pahit karena sedang diet, lalu susu coklat untuk ketiga anak kembarku. My se ssangdung-i. Haha.

"Breakfast is ready!!" teriakku pelan sambil membawa nampan yang di atasnya ada makanan, sedangkan nampan minuman dibawa oleh pelayan yang membantuku.

"Yeyeyeye!" sorak gembira dari Melvin dan Deira. Mereka juga bertepuk tangan khas anak kecil. Bahkan Papa-nya itu pun mengikuti gaya mereka berdua. Huhuu lucunya suamiku..

Sedangkan Kelvin, jangan ditanya lagi. Dia hanya diam saja. Duh, si ndut gemesin banget sih. Aku pun mencubit pipinya pelan setelah menaruh sarapan itu di depannya.

"Mama.." kesalnya. Hehehe, moga kamu tetap gendut sampai besar nanti ya. Biar Mama gemes buat nyubitinnya.

"Melvin mau muffin coklatnya Ma!"

"Dei juga mau!"

Aku pun tersenyum hangat lalu memberikan muffin coklat itu kepada mereka. Melvin dan Deira pun menerimanya dengan senyum manis diwajah mereka. Aku lalu duduk di sebelah Sean dan memberikan roti lapis selai kacang kesukaanya.

"Terima kasih sayang," ucapnya sambil mengelus pipiku. Auhhhh, panas..

"Ya sama-sama sayang," balasku dengan tersenyum. Lalu kami pun sarapan bersama dan sesekali tertawa karena mendengar celotehan Melvin yang meramaikan suasana.

MINE [TAMAT]Where stories live. Discover now