SEQUEL: Sean jadi STALKER!?! (END)

428K 16.4K 1.1K
                                    

Langsung aja! Caw~~~

****

Tika's POV

"Berapa menit lagi?" tanya Sean yang duduk di sampingku dan merangkul pundakku itu.

Kami sedang berada di waiting room Bandara Internasional Anchorage. Padahal baru jam 6 pagi. Huh, Sean membangunkanku jam setengah 5 subuh. Bayangkan. Katanya lebih baik pergi pagi-pagi, jadi sampai sana bisa tengah malam nanti.

Aku melihat jam di pergelangan tanganku, "Mungkin sebentar lagi, Sean. Hemm, kenapa kau belum pergi bekerja?" tanyaku iseng-iseng.

"Ini masih pagi sayang. Lagipula aku ingin mengantar kekasihku pergi. Apa salahnya?" jawabnya frontal membuatku pipiku langsung memanas. Bisa saja ishh.

"Cantik sekali," pujinya setelah itu dia mencium pipiku. Argghh, Sean. Kenapa tidak dari dulu saja kau begini?

Sesaat kemudian, bunyi panggilan ke Indonesia terdengar. Aku pun merapikan koper kecilku lalu berdiri, dibantu Sean dia membawakan koperku berjalan menuju petugas.

Tetapi sebelum itu dia menangkup wajahku dan menatap mataku lurus, "Aku menyiapkan sopir pribadi dan kamar hotel kalau kau sudah sampai di Jakarta. Jangan lupa menghubungiku. Jangan nakal disana, Oke." ingatnya. Astaga, pacarku ini perhatian sekali.

"Siap bos!! Ya sudah aku pergi dulu ya!" ucapku sambil menarik koper itu. Aku belum berjalan dua langkah, Sean kembali menahan lenganku. Dia memelukku erat sekali seakan tidak mau melepaskanku pergi. Setelah itu, dia mencium bibirku lama dan lembut membuat lututku sepeti jelly sekarang.

"Hati-hati sayang.." katanya seraya mengelus pipiku. Aku pun tersenyum walaupun bayanganku sudah pergi entah kemana. Sekarang, kalau Sean menciumku di bibir atau pipi atau tempat lainnya, aku seperti merasa terbang. Buuuuuhhh...

"Aku pergi. Dadaaahh.." Aku melambaikan tanganku dan mulai berjalan ke arah petugas yang bertugas mengambil pasport dan tiket pesawat itu. Sean membelikan tiket di kelas bisnis. Padahal di kelas ekonomi juga tidak apa-apa. Terlalu mubazir uang. Ini kan mahal.

Akhirnya aku bisa kembali bertemu teman-teman seperjuanganku. Padahal baru sebulan kemarin aku ke Indonesia bersama Sean, tetapi aku tak memanfaatkan waktu untuk bertemu teman-temanku itu. Yoshh, reunian kali ini aku harus puas tertawa bersama Bastian dkk. Bye, Sean. Sepertinya aku mulai mencintaimu..

****

Sean's POV

"Mau makan apa, Tuan---"

"Jangan panggil namaku." Aku langsung memotong ucapan pramugari itu karena sepertinya dia akan memanggilku Franklin. Aku tak mau kalau Tika sampai tahu aku di sini duduk di belakangnya walaupun tempat yang kami duduki bersebrangan. Dia dikiri, aku dikanan. Dengan posisi ini, aku bisa melihat istriku yang cantik jelita itu lebih leluasa.

"Maafkan saya Sir. Anda mau makan apa?" tanyanya lagi. Aku menggeleng saja.

"Aku tidak lapar." Aku pun melihat Tika bersender di kaca sampingnya sambil memijit pelipisnya. Dia mabuk udara. Selalu pusing kalau kami sedang naik pesawat.

"Bisakah kau memberikan gadis itu segelas anggur? Buat dia tidur," suruhku sambil menunjuk tempat duduk di samping kiriku. Pramugari itu mengikuti arah jariku dan mengangguk.

"Baiklah, Sir." ucapnya lalu pergi. Tak lama kemudian, pramugari itu datang menghampiri Tika dan memberikannya segelas anggur. Tika tak banyak basa-basi lagi, dia meneguk anggur itu sampai habis. Lalu sekitar 10 menit, dia tertidur.

Untung saja dia tidak sadar saat aku masuk ke dalam pesawat tadi. Ya, aku baru masuk lima menit setelah Tika masuk ke dalam pesawat. Dia tidak melihatku saat itu karena sedang membenah diri mencari posisi duduk yang paling nyaman. Aku hanya tertawa pelan saja saat melewatinya. Benar-benar kepolosannya bisa dimanfaatkan.

MINE [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang