35. H a m p i r ☘

163 26 99
                                    

Yuk bahagiain diri sendiri dulu soalnya kelamaan kalo nungguin di bahagiain orang apalagi sama doi :) --Hobi singlelit🤚🏻--

☘☘☘

"Gimana dok?" semua mata tertuju pada dokter saat Bang Zen yang mewakilkan pertanyaan mereka pada sosok pria berjas putih yang keluar dari ruang IGD itu.

"Pasien sudah di beri penanganan, dan saat ini pasien masih pingsan tapi dalam kondisi yang cukup baik. Bersyukur kalian cepat membawanya ke rumah sakit," terang sang dokter muda dengan wajah yang begitu tenang bak aktor korea yang main drama Startup sebagai Han Jipyeong.

"Memangnya temen saya kenapa, dok?" tanya Yusha dengan mata sipit dan tipisnya itu menyorot cemas.

"Saat di periksa tadi, pasien beberapa kali merintih menahan nyeri di perutnya tidak lama setelah itu pasien mual-mual dan muntah hingga lemas dan berujung kembali tidak sadarkan diri." Mereka yang mendengar pernyataan dokter ini pun sontak terkejut, pantas saja hampir 40 menit dokter menangani Valda di dalam. Hampir saja mereka mengira dokter di dalam sedang meruqyah Valda tapi ternyata memang benar mengobati cowok itu.

"Tapi sekarang udah gak papa kan, dok?" cemas Kafka sambil memegang pundak sang dokter.

Dokter muda ini tersenyum dan melepas pelan-pelan tangan Kafka dari pundaknya. "Seperti yang saya bilang tadi, de, temen kamu sudah lebih baik namun masih belum sadarkan diri."

"Hah? De? Dede? Maaf dok, saya bukan Lesti kejora," beritahu Kafka sedikit bersungut saat dirinya di panggil de--dede. Otomatis Yusha langsung menggeplak belakang lehernya karena geram di sertai umpatan 'jangan tolski!"

"Pingsannya berapa lama, dok?" tanya Vanilla yang berdiri di sebelah kanan dokter yang baru kebagian membuka suara.

"Tidak menentu, bisa 1-2 jam."

"Kalo boleh tau, Valda menderita penyakit apa kok bisa sampe kaya gini, dok?" tanya Hobi.

"Berdasarkan dampak yang di keluhkan pasien barusan, ini bukan penyakit, hanya efek dari keracunan makanan," terang sang dokter.

"Keracunan makanan?" beo mereka bingung.

"Iya. Yasudah ya, mohon maaf saya tidak bisa berlama-lama disini, mau kesana dulu," izin sang dokter menunjuk arah barat.

"Mau ngapain dok?" tanya Kafka polos.

"Mau menangani pasien yang lain. Kamu kira apa?"

"Kali aja mau ngegibah sama ibu-ibu yang di sana, dok."

Tukk

Yusha tak segan menjitak jidat mulus Kafka dan mengomeli kelinci bongsor itu. "Otak lu belum di suntik petisida ya heh?!!" Kecamnya geram.

"Terimakasih banyak, dok," ucap Juan mengatasi suasana dengan cepat.

Dokter itu mengangguk kemudian berlalu dari hadapan mereka.

Mereka sempat ricuh saat mendengar pemaparan yang baru saja sang dokter itu sampaikan.

"Keracunan makanan? Anak sultan di atas sultan kaya Valda keracunan makanan? Bukannya kalo apa-apa anak itu kudu di sterilkan dulu?" celetuk Hobi kebingungan sendiri. Mengingat kebiasaan Valda yang kalo ingin memakai piring untuk makan harus di cuci pakai sunlight lalu di bilas dengan downy parfume mistique dulu baru di pakai. Masa bisa sampai keracunan sih?

"Ini pasti ada yang gak beres nih." ujung mata Zidny melirik sinis Vanilla yang terlihat gelisah. Tatapannya tajam seperti ujung pensil yang baru di raut.

MoonniteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang