••Bangtan local Fiction••
°°°
"Ketika Malam dan Bulan mendapatkan restu
untuk menyambut si merah jambu
meski biru sewaktu-waktu datang sebagai tamu."
>
"Comblangin gue sama kating ya?" celetuk Karamel dengan cepat.
"Kating yang mana sih?"
"Itu lho...
"Entar gue bikinin film dokumentar dengan headline gini deh; Saturnus menjadi janda karena ku tinggalkan demi Bumi yang masih perawan."
"Sadeeess!"
"Mantab Val!"
"Petjah!"
"Rame beut judulnya kek behel jamet!"
"Bangsull mengenang jabatan lama kah? BHAHAHAHA!"
"Bikinin 5000 episode biar ngalahin tukang bubur masuk kubur!"
"Etdah! Tukang haji naik bubur kali!"
"Gue jamin chanelnya langsung di boikot orang!"
"Sinting lo lo pada!"
Mereka bertujuh tergelak bersama saat melontar candaan retjeh bin garing.
Tamu undangan yang rata-rata di hadiri oleh teman-teman kampus Tiga belas juni khususnya yang di Fakultas Ekonomi hanya memaklumi tingkah laku satu genk yang paling bergengsi di kampus mereka itu.
Wajah boleh tampan namun kelakuan tetap bobrok khas rakyat +62. Jangan sekali-kali kalian menjudge people +62 kalo belum tau jurus unfoll mereka.
Oke balik ke cerita.
Walau kelakuan mereka seperti itu, tetap saja banyak yang memuja-muja mereka, terlihat dari tatapan yang menyimpan kagum dan senyum yang mereka kulum saat memandangi ke tujuh anak muda yang lagi duduk di kursi yang berada di halaman rumah Karamel.
Acara berlangsung di halaman outdoor samping rumah Karamel yang cukup luas. Kursi dan meja di tata serapi dan senyaman mungkin. Di pertengahan halaman ini terdapat kolam renang yang di hias lilin lilin berwarna warni yang mengapung di atas air.