00. B a l e n c i a g a j a c k e t

593 68 223
                                    

Ada rasa yang tak terdugaAda rindu yang masih raguSemua itu ada akibat bertemu kamu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ada rasa yang tak terduga
Ada rindu yang masih ragu
Semua itu ada akibat bertemu kamu.

<<<>>>

Hari yang mendung di manfaatkan Vanilla untuk menikmati suasana sore hari ini. Ia keluar rumah menuju minimarket karena tiba-tiba mengidam es krim pelangi dan stiks cokelat, Pocky. Dua konsumsi itu memang favoritenya sepanjang masa.

Sepulang dari minimarket harusnya ia memesan ojek online agar cepat sampai kerumahnya agar tidak kehujanan, namun Vanilla memilih berjalan kaki, karena ia yakin, setelah memasuki dunia baru perkuliahan yang tinggal beberapa hari lagi hal seperti ini akan sulit di dapatkan.

Ketika dirinya melewati sebuah pohon jambu, terdengar ada suara anak kecil yang tengah terisak. Tentu saja itu bukan tuyul, tuyul tidak bisa nangis bisanya nyolong duit orang.

"Kenapa, dek?" tanya Vanilla, sesekali menjilat es krim pelanginya.

Sang bocah masih khusyu menangis. Belum menggubris Vanilla.

"Kamu nangis, ya?" Vanilla tidak pandai berbasa-basi. Wajahnya sangat polos, seolah ia benar-benar ingin pertanyaannya di jawab.

Sang bocah mengucek-ngucek matanya yang berlinang airmata, kemudian mengangguk.

"Itu air mata beneran?" entahlah, Vanilla ini cewe yang polos atau bodoh.

"Air ketuban, Kak," jawab si bocah.

"Ah ngelawak kamu, kamu kan cowo mana punya air ketuban," Vanilla menggerakkan tangannya untuk menyangkal jawaban adek itu.

"Ya ini air mata beneran lah, Kak," jawab bocah laki-laki itu setengah dongkol.

"Kamu kenapa nangis?"

Rafathar, nama bocah 8 tahun ini mengangkat tangannya untuk menunjuk sesuatu di atas pohon jambu. "Itu, punya aku nyangkut. Hwaaa."

"Mau di ambilin gak?" tawar Vanilla ketika yang di maksud Rafathar adalah layang-layang plastik bentuk barongsai itu sangkut di atas dahan.

"Kakak bisa manjat?" Rafathar mendongak, rautnya antara percaya dan tidak percaya.

"Kecil."

Vanilla membuang es krimnya yang kebetulan sudah habis ke tempat sampah, setelah itu Vanilla langsung memanjat pohon jambu, tidak terlalu tinggi memang, namun berhasil membuat Rafathar terplongo karena ada kakak cantik no kaleng-kaleng seperti Vanilla bisa memanjat pohon. Orang cantik memang terkadang memang terkadang unik. Rafathar curiga, jangan-jangan kakak ini juga bisa manjat monas.

"Ini," Vanilla kembali kehadapan Rafathar sembari menyerahkan layang-layang itu, "jangan main disini entar nyangkut lagi, main tuh di lapangan yang luas, oke?"

Rafathar mengangguk patuh dan semangat. "Oke kak. Makasih ya!"

"Sama-sama," jawab Vanilla dengan senang hati.

MoonniteWhere stories live. Discover now