07. I z i n j o g g i n g

197 35 149
                                    

Salam ambyar teruntuk army yg terletak tak berdaya tadi malam. ☺️

.
.

"KIRI BAAANG!!!"

Suara decitan yang berasal dari gesekan aspal dan ban itu di timbulkan karena Valda mencengkram remnya dengan erat.

Vespa yang di tumpangi 2 anak adam-hawa ini berhenti di pinggir laut, ya, di pinggir jalan maksudnya. Di sebuah jalan yang sepi. Saking sepinya hingga sering di lewati para jomblo-jomblo yang sering melihat keuwuan orang lain.

Valda segera menoleh ke Vanilla. Ada raut panik saat ia melihat kedua iris kembar milik Vanilla. "Astagfirullah. Audzubillaahi minas syaithoonir rajim. La, lo nggak nafsuan kan sama gue? Gini-gini gue kuat iman, La. Sumpah, beneran." Valda mengacungkan dua jarinya dengan mantap.

Tukk!

Vanilla menjitak kepala Valda, tapi karena Valda make helm, jadi Vanilla yang kena. Jarinya yang ngilu. Senjata makan majikan.

"Jentik-jentik ciliwung juga gak nafsu sama lo," ketus Vanilla. Lalu ia turun menghampiri sepasang kekasih yang tengah bertengkar yang tak jauh darinya.

Valda segera memarkirkan vespanya, mengunci stank, kemudian menyusul Vanilla dengan sedikit berlari.

Vanilla langsung menarik tangan si cewe yang lagi nangis-nangis di bentak sang pacar, tanpa rasa ragu dan takut sedikit pun Vanilla mencampuri urusan 2 sejoli itu.

"Ngapain lo dengan begonya ngadepin cowo yang lagi ngebentak lo?!" tanya Vanilla dengan tegas ke si cewe yang terus menangis. Sementara itu si cowo terus memaki-maki ke arah mereka.

"Gue gak terima dia mau ninggalin gue di tempat sepi kaya gini cuma karena dia marah, karena gue gak bisa pinjemin duit buat dia, Hiks.." gadis ini terus terisak.

"Lo nggak mau pinjemin duit buat dia?" pelik Vanilla.

"Buat apa minjemin duit kalo mau di pake buat judi? Gue gak bakalan kasih duit gue ke dia. Tapi dia ngotot maksa gue, kalo enggak gue bakal di turunin di sini, dan rumah gue masih jauh banget dari sini," jelas gadis yang seumuran Vanilla ini.

Vanilla langsung menatap nyalang ke cowo itu. Ini benar-benar kesalahan yang sangat fatal. Lantas tanpa ragu kaki Vanilla berjalan dengan gusar ke arah motor cowo yang lagi marah-marah itu lalu mencabut anak kuncinya kemudian melempar dengan kencang ke semak-semak setinggi dada orang dewasa yang kebetulan tak jauh dari sini.

"Bangsat kunci motor gue!" Cowok ini menggerang frustasi saat tak dapat menahan perbuatan Vanilla yang membuang kunci motornya.

MoonniteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang