46. B u k a n P i l i h a n

121 25 68
                                    

Semua yang ada di semesta ini memang di ciptakan saling berpasang-pasangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semua yang ada di semesta ini memang di ciptakan saling berpasang-pasangan. Lelaki dan perempuan, tua dan muda, kecil dan besar, sehat dan sakit, begitupun bahagia dan kesedihan, juga pertemuan dan perpisahan.

Vanilla bahagia sudah melihat adek dan kakak itu berkumpul kembali dengan keluarga kandungnya. Namun, Vanilla hampir lupa, di dalam satu kotak paket bahagia terdapat juga kesedihan.

Seperti apa yang terjadi di detik ini misalnya. Saat untaian kata itu terlontar dari mulut Balqis dengan intonasi rendah namun terkandung penegasan.

"Saya rasa kalian sudah cukup sampai disini," Balqis menjeda sebentar kemudian menatap Vanilla. "Berhenti untuk selalu ada di hidup Valda. Tolong kamu pergi dari kehidupan keluarga saya mulai detik ini."

Mendengar kalimat itu, perlu 5 detik untuk Vanilla mencerna sampai akhirnya dunianya runtuh tak tersisa.

Sedangkan Valda lebih dari itu. Ia terkejut bukan main. Jelas Valda orang yang paling keberatan atas semua ini. Lagi pula, kenapa mama tiba-tiba berbicara sepeti itu? Pikirnya yang kepalang bingung.

Abi yang ikut mendengar ini pun juga terlampau kaget menatap sang ibu. Ada apa dengan mamanya? Bukankah saat di rumah Papa Najmi tadi mereka berbincang dengan baik? Kenapa tiba-tiba sedrastis ini keadaannya?

Air nan bening itu langsung berdesakan memenuhi pelupuk mata Vanilla yang mulai menghangat. "M--maksud tante apa ya? Aku gak ngerti, hehe." Vanilla terkekeh getir sembari meremas gusar tali tasnya. Kalut sekali hatinya saat ini.

"Saya ingin hubungan kalian berakhir sampai disini. Saya ingin hidup tenang dengan keluarga saya yang sudah lengkap, tanpa adanya kamu," ucap Balqis terdengar lugas.

"Mama bercanda? Maksudnya apa, Ma?" kelit Valda begitu tidak terima akan permintaan semena-mena ini. Ada apa dengan mamanya? Bukankah tadi terlihat begitu baik bersama mereka, bahkan hari ini baru saja beliau berkumpul kembali dengan bungsunya. Lalu dengan tanpa kode apa-apa Mama Balqis menyuruh Vanilla dan Valda putus? Memangnya kesalahan apa yang sudah mereka perbuat? Demi apapun, otak Valda benar-benar tidak mengerti jalan pikiran ibunya ini.

"Valda, Mama mau kalian putus, apa itu kurang jelas?" tekan Balqis, kini raut ramah itu hilang berganti dengan wajah menegas dan rahang yang mengeras.

Valda berdiri dan menggeleng kuat tanda ia sangat membantah. "Enggak, Ma, Enggak bisa. Tiba-tiba Mama minta aku putus dari Vanilla? Kenapa, Ma?" tanyanya dengan emosi yang mulai melanda dada, buku-buku tangannya terlihat memutih.

Vanilla perlahan berdiri dan berlindung di balik punggung Valda dengan anak sungai yang telah mengalir deras di pipinya sejak terakhir kali ia bersuara.

Balqis ikut berdiri, menatap Valda dengan tatapan tajam khasnya. "Harus berapa kali Mama bilang? Mama itu gak suka sama gadis brengsk ini!"

Deg.

MoonniteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang