56. N a n t i i t u h a r i i n i

235 22 92
                                    

Vanilla menggosok-gosokkan telapak tangan serta meniupnya agar terasa hangat saat menunggu sang penjaga kasir menghitung belanjaannya malam ini.

Penjaga kasir itu menyebutkan jumlah belanjaan Vanilla dan gadis dengan hoodie abu-abu oversizenya yang sudah setengah basah itu memberikan uang sesuai jumlah yang di sebutkan.

"Danke," ucap Vanilla sambil tersenyum di tengah kedinginan lalu mengambil paperbag belanjannya.

Cuaca di Berlin hari ini tidak bersahabat di sebabkan Matahari yang pamit sejenak dari tugasnya. Sehingga seharian penuh di guyur hujan Menambah hawa yang sudah dingin (karena tengah musim dingin) bertambah dingin berkali-kali lipat. Mungkin jika keluar tanpa pakaian tebal nan hangat, di pastikan darah tidak akan mengalir karena membeku.

Vanilla berdiri di teras supermarket yang terletak di jantung kota Berlin. menengadah ke atas untuk Menatap langit yang kali ini tak menampakkan bulannya. Dan justru rintik satu-persatu itu yang jatuh menyelimuti tanah.

Zipper dari jaket hoodie milik kekasihnya itu ia naikkan hingga batas leher guna menghalau rasa dingin yang ingin mencari celah untuk masuk. Padahal, Vanilla sudah melapis hoodienya dengan sweater rajut yang sudah cukup tebal sebagai dalamannya.

Sembari menunggu hujan teduh, Vanilla mengambil ponselnya untuk memeriksa notif terbaru.

Hanya ada notif dari web kampusnya, notif instagram pertanda ada followers dan DM terbaru, dan teman-teman yang kampusnya yang mengatakan keep stay save sebab besok malam Vanilla akan berangkat ke tanah air berhubung liburan semester di kampusnya baru di mulai.

Vanilla memeriksa ruang pesannya dengan Valda.

Da
kamu dimana?
Udah pulang ngampus belum?
Td aku liat apart kmu masih kekunci.
Kamu belum pulang ya dr kemaren?
(14.20)

Da
Aku mau ke supermarket dulu
Kmu ada yg di titip gak?
Biar sekalian aku yg beli
(17.50)

Hujannya tmbh lebat :(
Aku nunda dulu deh
Nunggu agak teduhan
(18.17)

Aaaaaa
Keseeel
Hujannya belum teduh juga :'''((
Anterin ke supermarket bisa gak? Hehehe
Lgi malas bgt hujan-hujanan
18.45

aku ke sprmarket sendiri aja deh
Hujan ky gini bakalan awet
Entar keburu kemaleman
19.01

Vanilla menghela nafas berat sembari menutup dan menyimpan kembali ponselnya.

Ternyata masih tidak ada balasan dari orang yang ia tunggu.

Padahal itu sudah 1 jam yang lalu.

Vanilla percaya bahwa laki-laki yang sekarang ia panggil 'Da' itu sedang sibuk-sibuknya dengan tugas kuliahnya. Terlebih Vanilla tahu, bahwa Valda juga banyak mengikuti kegiatan organisasi yang ada di kampus mereka. Humboldt University Berlin. Entahlah, Vanilla tidak yakin apakah Valda bisa pulang besok bersamanya.

Vanilla enggan sekali berperasangka buruk sedikitpun ke Valda, meski tidak dapat di bohongi, bahwa hati kecilnya berkata hal yang lain.

Sesaat atensi Vanilla tidak sengaja mengarah ke seberang jalan raya.

Vanilla melihat ada punggung yang ia kenali tengah duduk di sebuah sofa yang dekat dengan kaca sebagai pembatas kafe yang terkenal di kalangan anak muda Berlin.

Deg.

Jantung Vanilla berdetak lebih keras.

Vanilla terkejut bukan karena Valda tidak mengajaknya ke kafe itu, Juga bukan karena Valda yang asik makan di saat Vanilla rela hujan-hujanan karena stok makanannya menipis,

MoonniteWhere stories live. Discover now