41. A k u S i a p a ?

138 29 84
                                    


Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Kamu yang pegang kendali untuk warna yang kamu pilih dalam hidupmu, dan warna hitam bukanlah yang terburuk.
_____

"Lho, Bibi ngapain di sini? Mau kemana?" Valda menemukan Bibi di depan gerbang komplek saat ia baru balik dari indomart jalan kaki.

"Ke pasar, Den, ini bibi lagi nunggu ojek yang biasanya lewat sini."

"Ada ojeknya?"

"Udah setengah jam gak ada yang lewat."

Valda menghembuskan nafasnya. "Ya Allah, Bibi, kenapa gak panggil Valda aja buat minta anterin ke pasar?"

Bibi hanya menampakkan cengirannya antara tidak enak dan sungkan.

"Yaudah, sama Valda aja ya? bentar, Valda ambil kunci mobil dulu."

"Pakai mobil, Den?"

Valda memutar langkahnya kembali. "Kenapa emangnya, Bi?" herannya.

"Bibi mabok mobil."

"Astaga!" Valda menepuk jidatnya. "Maaf, Bi, Valda lupa. Hehe. Berarti kalo gitu pake Kimberly, ya?"

"Kim--Kim apa, Den?" Bibi menajamkan telinganya memincingkan matanya ingin mengulang kata yang tadi Valda sebutkan namun lidahnya tidak bisa mengikuti.

"Kimberly."

"Ya itu, apa?"

"Vespa Valda, Bi. Yaampun."

"Ah iya! Ya gustiii Bibi lupa, Den, maaf ya udah tua. Duh malunya." Bibi mengusap-ngusap kepalanya sendiri. Penyakit tua memang tidak bisa di elak ya. Hmm. "Tapi, Den.. Kan kata Aden yang boleh naik vespa itu cuma orang yang spesial. Kaya neng Vanilla."

Valda menyunggingkan senyum hingga jejeran giginya terlihat. Ya, dia memang pernah bilang kaya gitu ke Bibi. Nah, seneng lho Valda, giliran tentang ini bibi inget, wkwkwk. "Bibi juga orang spesial kok bagi Valda," goda Valda sembari mencolek dagu Bibi dengan kedipan centil khasnya.

Yang membuat bibi jadi salah tingkah. Bibi menepuk pundak Valda. "Den Valda nih genit ya! sama neng Vanilla pasti kek gini juga!" omelnya. "Ya kan, ngaku sama bibi?!"

Valda membungkam dengan senyum yang ia tahan. "Orang tua gak boleh kepo!"

🌾☘🌾


Karena lama menunggu bibi belanja di pasar tradisional, Valda memutuskan untuk mampir sejenak di kedai jus deket pasar.

Cuaca panas seperti ini adalah jus stroberi sebagai pilihannya untuk melepas dahaga.

"Mbak, jus stroberi satu ya, gak pake royco," pesan Valda pada mbak penunggu kedai, pasalnya ia dulu pernah membeli jus di pinggir jalan dan rasanya seperti ada taburan royco sapi di dalamnya, karena itu Valda hampir depresi. Bayangkan saja minum jus kesukaan ternyata malah dominan rasa royco daripada buahnya. Horor sekali itu.

MoonniteWhere stories live. Discover now