54. B i s i k a n m a n i s

139 27 74
                                    

Kalian dapet PC Bangtan yg dr tokped gak? Kok di tokped gk ada PC papa bear sii😔🤕 hruskah aku DM mintonya?

Bahagia membaca..
___

Pegang tanganku, dan beri aku alasan untuk tetap bertahan dengan kamu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Pegang tanganku, dan beri aku alasan untuk tetap bertahan dengan kamu.
___

"Ini yang lo mau?"

"Enggak lah. Gue maunya tidur di rumah bukan disini, apalagi di sebelah lo."

"Bukan itu, tapi tentang kita. Beneran berakhir disini?"

Valda memiringkan kepalanya agar bisa pandang wajah Vanilla sepenuhnya.

Vanilla ciptakan geming. Selalu seperti ini bila ia belum temukan jawaban yang bisa di lontarkan.

Gemuruh hujan itu sayup-sayup terdengar semakin lebat, jika keadaan seperti ini hingga 2 jam ke depan, maka tanggul dekat sungai akan jebol dan genangan air memasuki pemukiman warga setempat.

"Beneran malam gak butuh bulan lagi?" lontar Valda, tidak cukup kepalanya, kini Valda mengubah posisu tubuhnya menjadi menghadap Vanilla. Tatap sayu tunggu aksara yang menyatu menjadi sebuah jawaban yang dinantinya dari kedua bilah ranum itu.

"Apa bulan--"

"Hujan, Kilat, Petir, Badai," cetus Vanilla yang memotong ucapan Valda.

Alis Valda menyatu linglung. Tampak bingung dengan 4 kata itu.

Vanilla memiringkan kepalanya, menyambut tatapan sayu dari Valda dengan dalam. "Itu yang terjadi saat malam kehilangan bulannya."

Giliran Valda yang berjibaku dengan paragraf itu. Otaknya mulai memahami satu-persatu makna di balik itu semua.

"Gue gak perlu jelasin panjang lebar lagi, karena cuaca malam ini sudah ngejelasin dengan detail. Dia Mewakilkan gue. Lo bisa liat sendiri di luar sana," Pandangan Vanilla menuju keluar jendela. "Sekacau apa malam saat bulan pamit sejenak darinya."

Detakan itu terdengar begitu rancu. Seluruh organnya bekerjasama untuk menerjemahkan semua kata dari Vanilla.

Entah harus sedih karena telah membuat Vanilla khawatir atau justru senang karena ternyata rasa itu masih berpatri di hati Vanilla.

"Aku minta maaf, La," ucap Valda disertai tatapan bersalahnya.

"Gak perlu. Karena dengan sekarang lo yang sudah membuka mata itu sudah hancurin semua beban yang dari kemaren gue pikul." Vanilla menjeda sebentar, "lain kali, jangan tidur panjang lagi, ya? Gue yang trauma kalo lo tidur kelamaan. Cukup yang tukang molor itu profesinya Yusha aja, lo gausah, Val," katanya terdengar begitu polos dan jujur.

Tak di sangkal jika Valda sekarang menyunggingkan senyumnya, lalu perlahan berubah jadi kekehan kecil. Akibat terlalu gemasnya dengan gadis yang mengunci pandangannya itu.

MoonniteWhere stories live. Discover now