40

44K 3.8K 374
                                    

Hai, guys!
Apa kabaaar?

Jangan lupa vote & komen banyak-banyak! Kalo bisa komen disetiap kalimat wkwkwk.

Happy reading!

-

"Juara umum diraih oleh.. Rania Pratista Kaila!"

Seketika, suara tepuk tangan terdengar sangat meriah, menyambut Rania untuk naik ke atas panggung.

Prok! Prok! Prok!

Setelah dipaksa, akhirnya Rania melangkahkan kakinya naik ke atas panggung, mengambil piala dan berdiri menghadap semua orang yang ada disana.

Tatapan Rania langsung tertuju ke arah Aldo yang berdiri jauh dibelakang murid-murid disana, tampak Aldo tersenyum tipis ke arah Rania.

"Ada yang ingin disampaikan, Rania?"

Rania meneguk salivanya, matanya mulai berkaca-kaca. "T-terima kasih."

Setelah mengucapkan "terima kasih", Rania segera menundukkan kepalanya dan turun dari panggung.

•••

"Maksud lo apa, Aldo? Lo sengaja ngehancurin nilai lo? Buat apa?! Lo bener-bener ga mau kuliah bareng gue?!"

Aldo menundukkan kepalanya sejenak, kemudian ia kembali menatap Rania. "Gue udah ga tertarik buat kuliah, Ran, gue mungkin bakalan kursus sementara dan kerja diperusahaan Ayah."

"Boong!" balas Rania dengan cepat, ia tahu bahwa saat ini Aldo sedang berbohong pada dirinya.

"Gue-"

"Gue benci lo, Aldo!"

Aldo tertegun, ia mengerutkan dahinya. "Ran?"

"Karna lo, gue bakalan ngerasain penyesalan seumur hidup gue. Mungkin, abis ini gue bakal ngerasa bersalah setiap ngeliat lo."

"Enggak, Rania."

"Selanjutnya, lebih baik kita ga ketemu lagi, Do. Gue ga mau nyakitin diri gue dengan semua rasa bersalah gue ke lo. Mending, lo pergi jauh dari gue."

"Ran, gue gini karna gue mau pertahanin hubungan kita!"

"Gue ga minta lo buat berkorban demi hubungan kita! Gue bilang, kita masih punya cara lain buat mertahanin hubungan kita. Bukan gini, bukan dengan cara lo ngorbanin cita-cita lo sendiri!"

"Ran-"

Drrttt..

Handphone Aldo bergetar diatas meja, membuat tatapan Rania dan Aldo beralih melihat nama yang terpampang dilayar handphone Aldo.

Ayah is calling..

Aldo menghela nafasnya, ia lalu mengambil handphone-nya dan segera melangkahkan kakinya lebih jauh dari Rania.

"Halo, Ayah?"

Samar-samar, Rania mendengar sedikit percakapan Aldo dengan Ayahnya.

"Gimana, Aldo? Kamu udah pikirin mateng-mateng buat tujuan kamu kedepannya?"

Aldo menundukkan kepalanya, meneguk salivanya sejenak lalu berkata, "Aldo mau kerja diperusahaan Ayah."

Telapak tangan Rania terkepal setelah mendengar perkataan Aldo barusan.

"Kenapa kamu mau kerja diperusahaan Ayah? Kamu yakin?"

"Aldo.. " Aldo menggantungkan ucapkan.

"Maafin gue, Do, tapi gue emang ga bisa disini lagi. Gue ga bisa buat tinggal sama lo lagi," gumam Rania.

Rania mengalihkan pandangannya, air matanya hampir menetes. Lalu, ia bergegas keluar dari rumah dengan cepat, meninggalkan Aldo sendiri.

"Aldo mau tetep sama Rania, Aldo setuju kerja diperusahaan Ayah. Karna, Aldo juga punya tanggung jawab besar buat Rania. Apapun itu, Aldo ga akan pernah mau pisah sama Rania. Ga akan ada yang bisa ngerusak dan mutusin hubungan Aldo sama Rania."

Setelah memutuskan sambungan teleponnya, Aldo langsung berbalik.  Rania sudah pergi.

"Rania?"

•••

Part selanjutnya..

Part selanjutnya

Oops! Bu görüntü içerik kurallarımıza uymuyor. Yayımlamaya devam etmek için görüntüyü kaldırmayı ya da başka bir görüntü yüklemeyi deneyin.

Apa tuh, men?

Hai, guys!
Gimana part ini?!

Iya, tau kok part ini pendek banget. Tau, karna BOS sendiri yang nulis😌✋

Sabar, ya, bentar lagi kita masuk ke inti cerita RaniAldo, hihiww. Tungguiiin!

See u hari jumat! Insya Allah..

MY HUSBAND IS MY ENEMY 2 [ on-going ]Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin