60

38.3K 5K 3.2K
                                    


Halo! Affa kabar, guisss?!

Ditunggu 3k votes & 3k komennya! Semangatttt juga spam komen disetiap kalimat part iniiii!🔥






'My Husband is My Enemy 2'
- Part 60 -

Rania terdiam sejenak dengan mata yang berkaca-kaca, ia segera mengalihkan pandangannya dari Aldo lalu menghela nafas pelan.

Aldo ikut mengalihkan pandangannya tanpa ekspresi apapun, padahal jauh didalam hatinya, cowok itu sebenarnya sangat merasa tersakiti oleh ucapannya sendiri.

"Do," ucap Rania tiba-tiba, membuat Aldo meneguk saliva. Apakah Rania akan meng-iya-kan ucapan Aldo barusan?

"Gue minta maaf," ucap Rania dengan suara yang bergetar, membuat Aldo kembali menatap ke arah cewek itu dengan tatapan datar.

"Lo cuma salah paham, Do. Gue sama Devan-"

"Udah gue bilang, gue nggak peduli," ucap Aldo memotong perkataan Rania.

Rania tampak menatap Aldo dengan tajam, "Kalo lo nggak peduli, kenapa lo harus marah sama gue? Kenapa lo mau pisah dari gue, Aldo?!"

Aldo balik menatap kedua bola mata Rania dengan tatapan tajam. Cowok itu lalu membuka suara, "Gue capek sama lo, Ran."

Rania mengerutkan dahinya. Belum sempat Rania bertanya, Aldo kembali berkata, "Lo nggak pernah bisa ngehargain gue, Ran. Gue capek harus ngertiin lo terus, tapi lo nggak pernah coba buat ngertiin perasaan gue. Gue capek, Ran. Gue juga manusia. Gue mau lo sekali aja ngertiin gue," ucapnya dengan mata yang mulai berkaca-kaca.

Rania kembali terdiam dengan air mata yang mulai mengalir dipipinya.

"Selama delapan taun gue nungguin lo, Ran. Gue selalu kerja keras buat nafkahin lo, bahagiain lo, tapi lo? Sekedar ngakuin gue sebagai suami lo aja, lo ga bisa." Aldo menghentikan ucapannya sejenak sambil tersenyum miris.

Aldo kembali melanjutkan ucapannya, "Selama ini gue selalu ngalah, Ran. Gue berusaha ngertiin posisi lo. Gue masih bisa ngadepin sikap lo ke gue. Tapi, sekarang gue nyerah. Gue sadar, mau berapa lama pun gue nunggu, lo tetep nggak bisa ngertiin gue. Sikap lo bakal selalu egois ke gue. Sekarang, gue ikutin kemauan lo buat pisah dari gue. Abis ini lo udah bisa bebas dari gue. Lo ga perlu mikirin gue lagi. Mau sama siapa pun lo nanti, itu terserah lo. Gue nggak mau ikut campur lagi. Lo udah bukan urusan gue."

Tubuh Rania bergetar. Ia berusaha mengangis tanpa suara. Kedua tangannya kini menggenggam salah satu telapak tangan Aldo, "Hiks.. M-maafin gue, Do.."

Aldo mengalihkan pandangannya dari Rania dengan cepat. Satu tetes air mata tiba-tiba mengalir dipipinya.

"Do.."

Aldo menghela nafas sejenak lalu menoleh ke arah Rania dengan tatapan datar. "Mending lo balik ke rumah sakit. Lo masih harus ngurus Devan, kan? Devan nungguin lo, tuh, di rumah sakit."

"Gue kerja bukan buat ngurus Devan, Aldo! Kenapa lo harus bahas dia terus, sih?!" pekik Rania. Cewek itu kini menghela nafas yang tak teratur.

"Karna lo lebih mentingin dia daripada gue, Rania!"

"Aldo!"

"Lo mau ngomong apalagi?"

"Gue sama Devan nggak ada hubungan apa-apa, Aldo! Please, percaya sama gue." Rania kembali menangis.

Aldo menganggukan kepalanya sambil menyeringai. "Nggak ada hubungan, tapi pegangan tangan, trus pelukan?"

Rania mengerutkan dahinya sambil menatap Aldo dengan tak percaya. "Pelukan?"

MY HUSBAND IS MY ENEMY 2 [ on-going ]Where stories live. Discover now