34

46K 4.3K 773
                                    

Hai!
Jangan lupa vote dan komen banyak-banyak, bund! Ehe.

Thankyouu atas supportnyaa!

21.10 wib.
      Sedari selesai makan malam tadi, Aldo masih terfokus dengan buku dan beberapa rumus matematika dibukunya. Sedangkan Rania, ia dari tadi hanya sibuk memainkan handphonenya.

Aldo menghentikan kegiatannya sejenak, ia beralih menatap Rania. "Ran, lo ga belajar?"

"Gak," balas Rania singkat tanpa mengalihkan pandangannya dari layar handphone.

"Eh, bentar lagi kita uts, Ran. Abis uts kita ujian," ucap Aldo mengingatkan.

"Gue juga tau, bego." balas Rania.

Aldo menghela nafasnya, ia kemudian kembali mengerjakan PR nya.

Rania kemudian meletakkan handphonenya dan segera menarik selimut, ia sangat mengantuk.

Rania mulai terlelap.

Setelah selesai mengerjakan PR-nya, Aldo kemudian membereskan meja belajarnya dan segera beranjak dari duduknya menuju kasur.

Aldo berbaring, satu tangannya dengan cepat memeluk pinggang Rania dari belakang. Ia lalu menyembunyikan wajahnya dileher Rania sembari mulai menutup mata.

Mata Rania langsung terbuka lebar, ia merasa sedikit geli dibagian leher dan pinggangnya. Rania kemudian menatap tangan Aldo yang melingkar dipinggangnya. "Aldo!"

"Hm," gumam Aldo.

Tangan Rania beralih memegang bagian belakang lehernya, nafas Aldo membuatnya merinding.

"Aldo, geli ih!" ucap Rania menahan kesal.

"Diem ah," balas Aldo sambil mengeratkan pelukannya.

Rania sedikit menoleh ke arah dengan susah payah, "Aldo!"

Aldo mengabaikan ucapan Rania, ia sudah nyaman dengan posisinya.

Rania mengerutkan dahinya, ia lalu menyikut perut Aldo dengan cukup keras.

Bug!

"Akh!" pekik Aldo, kedua matanya langsung terbelalak. Aldo segera memegangi perutnya yang sakit.

Rania tersenyum, ia lalu menjauhkan tubuhnya dari Aldo. "Rasain lu," ucapnya.

"Sakit, Rania." keluh Aldo.

"Bodo," balas Rania tidak peduli. Rania kembali melanjutkan tidurnya.

"Shh.." gumam Aldo. "Ran, akh.."

Mata Rania kembali terbuka, ia lalu menoleh ke arah Aldo. "Lu boong doang, kan?"

Aldo hanya menggelengkan kepalanya, tubuhnya membungkuk.

Rania meneguk salivanya, ia lalu berbalik menghadap Aldo. Ia cemas. "Do, lu cuma becanda, kan?"

Aldo tak membalas pertanyaan Rania.

Rania menatap Aldo dengan tajam, ia kemudian memukul lengan Aldo dengan cukup keras.

Bug!

"Akh!" pekik Aldo, ia lalu menatap Rania dengan tajam.

"Lo becanda, kan?!" tanya Rania.

"Gue ga becanda, Rania."

"Ya.. trus gimana dong? Lu jangan mati dulu, gue ga mau jadi janda!" ucap Rania, ia kemudian beralih duduk.

MY HUSBAND IS MY ENEMY 2 [ on-going ]Where stories live. Discover now