25

90.1K 7.8K 1.8K
                                    


Rania berlari dengan cepat menuruni tangga, ia melanjutkan langkahnya menuju halaman belakang.

Setelah berada di belakang gedung sekolah, Rania menyandarkan tubuhnya di dinding.

Rania menghela nafasnya, ia kemudian menutup wajahnya menggunakan kedua tangannya.

Dan, yah.. air mata Rania kembali mengalir.

"Hiks.."

Rania tak sanggup menahan air matanya, dirinya benar-benar down.

Hati Rania rasanya begitu perih, sahabatnya sudah sangat-sangat berubah.

Tak ada lagi sahabat lama yang selalu ada, sahabat setia, sahabat yang sabar, dan sahabat yang selalu menjadi semangatnya.

Sahabat Rania berubah.

Mereka sekarang bukan lagi sahabat Rania.

Devan, Heri, dan Gilang bukan lagi semangat hidup Rania.

Bukan lagi separuh jiwa Rania.

Bukan lagi mood booster Rania.

Mereka seakan tak mengenal Rania.

Mungkin ini yang di namakan teman menjadi lawan.

/Nyuri komentar.

Mau tidak mau, Rania juga harus melupakan persahabatan lamanya.

Kisah lama mereka.

Kenangan bersama.

Dan apa pun yang menyangkut tentang kisah mereka berempat.

Semuanya sudah punah.

Semuanya hancur.

Tidak ada lagi yang namanya sahabat.

Rania semakin terisak. "Hiks.. semua orang, hiks.. berubah." ucapnya di tengah isakannya.

Rania rapuh.

Rania tidak tau harus berbuat apa lagi.

Sudah tidak ada lagi cara untuk mengembalikan sahabat-sahabatnya.

"Rania," ucap Aldo tiba-tiba.

Rania terdiam, ia membuka matanya.

Terlihat Aldo berdiri di hadapan Rania, Aldo menatap Rania dengan tatapan teduh.

Rania meneguk salivanya. "Hiks.. Aldo," gumamnya masih dengan isakan.

Aldo menggenggam kedua lengan Rania, ia kemudian menyingkirkannya dari wajah Rania.

Rania masih terisak, "hiks.."

Rania kemudian melepaskan genggaman Aldo pada lengannya, ia langsung memeluk leher Aldo sembari sedikit berjinjit.

Aldo sedikit terkejut, tetapi ia kemudian membalas pelukan Rania.

MY HUSBAND IS MY ENEMY 2 [ on-going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang