32

46.2K 4K 283
                                    

Kamis, 09.05 wib.
        Setelah mencuci muka, Rania segera turun ke lantai dasar dan melanjutkan langkahnya menuju dapur.

Setelah sampai didapur, Rania hanya melihat bik Ati yang sedang mengepel lantai dapur.

"Eh.. pagi, non."

Rania tersenyum. "Pagi, bik."

"Non Rania mau makan apa? Biar bibik bikinin," tawar bik Ati sembari tersenyum.

Rania menggelengkan kepalanya, menolak tawaran bik Ati. "Eh, gapapa bik. Rania mau makan roti, bibik lanjut ngepel aja."

"Baik, non."

Bik Ati kembali mengepel lantai dapur.

"Papa sama mama kemana, bik?" tanya Rania sembari menikmati makanannya.

"Tuan sama nyonya tadi berangkat kerja, non."

"Oh.." gumam Rania.

For your information, papa Rania bekerja diperusahaannya sendiri. Sedangkan mama Rania memiliki toko skincare.

Makanya Rania glowing.g.

"Bang Randi mana?"

"Den Randi masih tidur, non."

Rania mengerutkan dahinya. "Loh? Abang ga ngampus?"

"Katanya ntar sore, non." balas bik Ati.

"Oh.. sore," gumam Rania dan kembali menikmati rotinya.

"Iya, non."

"Oh.. satu lagi, Aldo kemana?" tanya Rania, lagi.

"Den Aldo tadi berangkat ke sekolah, non."

"Loh? Kok ga bangunin Rania?"

"Katanya non Rania pasti kecapean, jadi istirahat aja. Dan tadi sebelum berangkat Den Aldo sempet bikin surat izin juga," jelas bik Ati.

Rania menaikkan sebelah alisnya, "surat izin?"

"Iya, non."

Rania menganggukan kepalanya, ia kemudian mengalihkan pandangannya sembari mengulum senyum.

Aldo perhatian juga.

Tiba-tiba terdengar langkah menuju dapur, kemudian Rania kembali menetralkan ekspresinya dan melanjutkan makannya.

Randi duduk disebelah Rania sembari memperhatikan sang adik yang tadi terlihat senyum-senyum sendiri.

"Lo sehat, Ran?" tanya Randi, ia kemudian mengambil gelas dan menuangkan air digelasnya. Randi lalu minum.

Rania melirik ke arah Randi sembari menaikkan sebelah alisnya. "Sehat dong, emang lo?" balasnya dengan ketus.

"Dih.." gumam Randi sembari menahan tawanya, sepertinya sang adik sedang memikirkan Aldo.

"Kenapa?" ketus Rania, ia kembali menggigit rotinya.

"Mikirin Aldo, lu?" tebak Randi, ia kemudian menoleh ke arah Rania.

Rania mengalihkan pandangannya. "Ya trus kenapa? Ga boleh gue mikirin suami sendiri?"

"Ciah.. dulu nolak, sekarang dipikirin mulu."

Rania menoleh ke arah Randi sembari mengerutkan dahinya. "Ribet banget idup lu, buruan nikah sana!"

"Emang nikah enak?"

"Enak lah, lu mau ngapain juga ga ada yang larang. Apalagi kalo mo nganu," balas Rania.

Randi membelalakkan kedua bola matanya. "Lo sama Aldo udah pernah.." Randi menggantungkan ucapannya.

MY HUSBAND IS MY ENEMY 2 [ on-going ]Where stories live. Discover now