19

140K 6.8K 400
                                    

-

Sikap lo ke gue boleh berubah, asal kan jangan perasaan lo.

Gue tau lo cinta sama gue, Aldo.

-

Satu bulan berlalu..

RABU, 08.30 Wib
      Hari ini hari ke tiga awal masuk kembali para siswa/siswi SMA. Termasuk murid-murid baru.

Aldo masih sibuk mengatur kegiatan MPLS, karena ia belum selesai jabatan menjadi Osis.

Sedangkan Rania, ia hanya menikmati jajanannya di kantin sembari sesekali menatap Aldo yang di kelilingi oleh banyak murid baru yang meminta tanda tangan Osis.

Rania menghela nafasnya. "Hm.. lo kapan bisa hangat ke gue lagi, Do." gumamnya.

Rania kemudian menatap layar handphonenya. Seperti biasa, tak ada pemberitahuan baru. Handphone Rania begitu sepi.

"Gue udah kehilangan semua orang terdeket gue," gumam Rania.

Samar-samar, Rania tersenyum.

Rania kembali menatap ke arah Aldo. "Kode hp lo masih tanggal lahir gue?" gumamnya.

Tiba-tiba salah satu murid baru berlari ke arah Rania, ia kemudian menghentikan langkahnya tepat dihadapan Rania.

Rania menegakkan kepalanya, ia menaikkan sebelah alisnya.

Siswi tersebut tersenyum dengan canggung. "Kak, aku di suruh sama kakak Osis buat minta traktir sama kakak."

Rania mengerutkan dahinya, ia menatap gadis tersebut dengan tajam.

"Gak," tolak Rania.

"Yah.. aku gak bakal dapet tanda tangan kakak Osis dong," ucap gadis tersebut dengan lesu

Rania hanya memutar kedua bola matanya dengan malas, memangnya Rania perduli?

"Kak, tolong, ya.." ucap gadis tersebut memohon.

"Enak aja," balas Rania dengan jengkel.

Enak saja tiba-tiba minta traktiran dengan orang yang tidak di kenal sama sekali.

"Kak, please.." pinta gadis tersebut.

Rania melirik ke arah nama gadis tersebut yang tertera di seragam batik SMP nya, Zubina Humaira.

Rania kemudian menatap gadis tersebut dengan tajam.

"Zu.. Bina? Zubaedah? Serah deh," ucap Rania dengan malas.

"Zubina Humaira, kak. Panggil aja Ina," ucap Ina memperkenalkan diri.

"Gue gak nanya nama panggilan lo, jadi gak usah di jelasin." ucap Rania.

Sebelum Ina berhasil menggubris, Rania langsung mengangkat tangan kanannya, menyuruh Ina untuk diam.

"Kasi tau gue, anak Osis gak ada otak mana yang nyuruh lo minta traktir sama gue?" ucap Rania dengan serius.

Ina tampak meneguk salivanya, ia kemudian menggelengkan kepalanya.

"E.. katanya gak boleh kasi tau nama dia, kak." ucap Ina.

Rania menatap Ina semakin tajam, tatapannya benar-benar hampir mematikan.

Ina mengalihkan pandangannya, menghindari tatapan Rania.

"Ya udah, gak gue traktir." ucap Rania.

Ina kembali menatap Rania. "Tapi kakak gak bakalan kasi tau kakak Osis nya, kan?"

MY HUSBAND IS MY ENEMY 2 [ on-going ]Where stories live. Discover now