48

81.4K 5.5K 3.5K
                                    

Eyyooo! Sabi gaa tembus 2k votes & 2k komen lagiii?!

Warning 21+!

Jangan lupa spam komen!

-

Sabtu, 17.00 wib.
      Rania menghentikan langkahnya tepat didepan pintu rumahnya, pikirannya kembali mengingat akan percakapan dirinya dengan Randi tadi malam yang akhirnya membuat Rania tidak jadi pulang tadi malam.

Flashback..

"Bang, gue mau nanya serius sama lo."

"Apa?" tanya Randi, ia lalu menyeruput minumannya.

"Menurut lo, gue sama Aldo masih bisa dibilang suami istri ga, sih, bang?"

Randi mengerutkan dahinya, kembali meletakkan gelasnya diatas meja. "Masih dong," balasnya.

"Kok bisa? Kan, gue sama Aldo udah pisah lama."

"Tapi, nafkah dari Aldo lancar."

Rania menaikkan sebelah alisnya. "Dih, kapan? Ga pernah, tuh, dia ngasih gue nafkah. Gue aja ga pernah ngerasa nerima duit dari dia."

Randi melipat kedua tangannya didada. "Trus, yang biayain kuliah lo siapa? Yang transfer duit ke lo siapa?"

"Papa."

Randi terkekeh pelan, membuat Rania menatapnya dengan curiga.

"Lo ga tau kalo yang dikirim itu duit siapa? Itu semua duit Aldo, Ran. Papa udah ga pernah ngeluarin duit buat lo lagi, semua biaya kuliah, dan lain-lain itu duit Aldo."

Rania mengerutkan dahinya, tak percaya dengan perkataan Randi barusan. "Lo boong, 'kan?"

"Sebenernya Aldo nyuruh gue, Mama, sama Papa buat ga ngasih tau lo, tapi.. karna gue ngerasa tingkah lo udah berlebihan dan ga peduli lagi sama Aldo, mau ga mau gue harus kasi tau lo. Biar lo ngerti, Ran. Aldo ga pernah ninggalin lo sendiri. Jadi, gue harap lo jangan egois lagi."

Rania terdiam saat mendengar perkataan Randi barusan.

"Aldo kurang apalagi sama lo, Rania? Dia udah setia selama ini, dia ga mikirin cita-citanya lagi, dia rela kerja biar bisa ngecukupin keperluan lo." ucap Randi.

"Lo juga tau, 'kan, alesan gue ninggalin dia?"

"Menurut sudut pandang lo, lo emang bener. Lo mau Aldo ngejar cita-citanya. Tapi, lo mikir gak? Seandainya Aldo kuliah, sekarang pasti dia juga masih ikut magang bareng lo. Darimana kalian dapet duit? Masih mau minta sama orang tua?"

"Jadi, berhenti nyalahin Aldo. Lo sendiri ngerasa, 'kan, pisah selama delapan taun? Lo pasti paham, 'kan, perasaan Aldo? Masih untung dia mau nungguin lo sampe sekarang. Cowo lain? Emang ada? Kalo gue, sih, mending cari cewe lain."

Rania memejamkan mata, air matanya mulai mengalir dipipinya.

Randi meneguk salivanya sejenak. "Gue sebenernya ga mau nyudutin lo. Sebagai abang lo, gue mau nyadarin lo. Gue mau lo ngertiin perasaan Aldo juga. Kadang, tingkah lo terlalu berlebihan. Ngerasa diri lo yang disakitin, padahal lo sendiri yang ninggalin Aldo. Lo juga terlalu keras kepala, ga mau dengerin omongan Aldo sama sekali."

MY HUSBAND IS MY ENEMY 2 [ on-going ]Where stories live. Discover now