0.1 Satu

89 13 72
                                    

Pagii luvluv❤ assalamu'alaikum..

Maap nih pagi-pagi update karena nanti siang kayaknya sebok.

/biar nggak diteror sih sebenernya.😂

Oke.. Selamat membaca dan semangat beraktivitas❤

Semoga syuka.❤

🍂🍂🍂

Siang ini untuk pertama kalinya Darel memasuki kantin depan- tempat anak-anak teladan-lagi setelah kurang lebih satu tahun lalu. Ini akibat ajakan Attala yang sedang mencari pacarnya. Darel dan Damar mencak-mencak, merasa risih dengan tatapan beberapa siswa-siswi itu. Ada yang bergeser tiba-tiba, ada yang memandang aneh sekaligus berbisik. Sudah menjadi rahasia umum bagaimana perangai ketiga pemuda itu bagi anak-anak IPS seangkatan mereka.

"Lo gila emang, Ta ngajak kita kesini."

"Sekalian cari mangsa empuk woi. Lagian udah lama kita nggak ambil jatah makan 'kan?" bujuknya karena dia tau hanya alasan itu yang akan membuat dua kutukupret ini mau menurutinya.

Darel hanya menggelengkan kepala usai mengamati beberapa siswa. 'Mangsa? Dia pikir mereka nggak bakalan ngadu ke komite sekolah apa? Tampang-tampang pengadu gitu.' Batin Darel.

"Iya sih, gue juga lagi bokek kalau mau jajan di kantin belakang," Jawab Damar.

"Kayak pernah bayar aja," Cibir Darel.

Darel melihat segerombolan siswi yang sedang memperhatikannya. Berbisik. Seperti biasa wajah Darel selalu menyita perhatian.

"Ta, cepet cari dan buruan pergi. Gerah gue di sini."

Attala mengedarkan pandangan lantas berjalan ke meja pojok. Ada seorang gadis sedang melahap makanannya. Darel menahan langkah Damar yang hendak mengikuti Attala.

"Di sini aja."

"Gue mau ngawasin dia. Siapa tau khilaf mau ngapa-ngapain Rena 'kan."

"Di tempat serame ini? Bego lo kebangetan, Mar."

Damar tertawa mendengar ucapan Darel. Benar juga sih, mana mungkin Attala berbuat macam-macam di tempat seramai ini. Pikirannya terlalu liar. Racun Darel benar-benar gila memang. Tangannya bergerak mencari sesuatu di kantong celananya. Mengeluarkan benda kecil berisi cairan warna kuning.

"Lo mau ngapain?" Darel menahan tangan Damar sebelum benda itu terlihat siswa lain.

"Ngerokok lah, De."

"Lo nggak liat tatapan sok suci mereka, Ha? Lo mau terlihat semakin hina di sini?"

Dengan kesal Damar memasukkan koreknya kembali. Misuh-misuh tak jelas. Merutuki sikap siswa-siswi itu.

"Ngerokok pake duit sendiri yang repot orang lain. Gila emang."

Itu lah alasan mengapa mereka tidak pernah memasuki tempat ini. Tingkah siswa-siswi yang selalu membuat mereka risih. Memang haram ya siswa tidak tahu aturan berada di sini?- Ralat, bukan tidak tahu, hanya saja aturan sengaja dibuat untuk dilanggar bukan?

Damar mengedarkan pandangan dan sesekali melotot sembari menggerakkan tangannya seolah hendak meninju siswa yang tengah menatap aneh kearah mereka. Berbeda dengan Darel yang hanya menatap tajam sampai siswa itu mengalihkan pandangan dengan sendirinya-sungkan.

I'm (not) Bringer Of DeathWhere stories live. Discover now