26. Dua puluh Enam

16 5 2
                                    

Suara riuh senda gurau memenuhi hampir seluruh penjuru kantin. Jam istirahat adalah surga bagi pelajar setelah otak mereka dibakar habis-habisan oleh soal-soal ujian yang akan dilaksanakan hingga satu minggu ke depan.

Rena menatap heran pada beberapa anak yang masih membaca buku pelajaran di tengah suasana kantin yang sangat ramai.

"Belajar kek gitu mana bisa masuk otak ya?"

Dira yang awalnya menunduk fokus memakan siomaynya pun mendongak, mengikuti arah pandang Rena.

"Bisa kali."

"Dih kalau gue udah pasti tambah cengoh deh. Rame gini."

"Cara belajar orang 'kan beda-beda, Ren."

Rena mengangguk-anggukan kepala. Dia teringat dengan sepupunya yang terbiasa belajar sembari mendengarkan musik atau kadang merekam dan mendengarkan ulang pelajaran yang dia dapat di sekolah. Menakjubkannya sepupunya itu tidak pernah geser dari juara pararel di sekolahnya.

"Gue gabung boleh 'kan?"

Dira menatap ke arah gadis yang baru saja duduk di sebelah Rena dengan semangkuk dimsum dan segelas jus di tangannya.

"Boleh kok, Let. Santai aja," ujar Rena yang disusul senyum setuju oleh Dira.

Aleta menyesap jusnya. "Lagi bahas apaan sih?

"Itu cara belajar orang yang beda-beda."

"Ohh," Aleta menganggukkan kepalanya. Tangannya bergerak hendak mengambil dimsum yang dia bawa tapi urung ketika mangkuk itu melayang ke atas.

"De.. Balikin nggak?! Belum gue makan dimsumnya!" teriak Aleta geram.

Darel pun acuh lalu meletakkan sebuah mangkok berisi bakso di depan Aleta yang di tatap kecewa oleh gadis itu.

"Lo inget 'kan kalau alergi ikan?"

Darel duduk di samping Dira juga berhadapan dengan Aleta. Semangkuk dimsum hasil rampasannya dari Aleta dia letakkan di depannya. Dua teman yang ikut datang bersamanya pun duduk memosisikan dirinya masing-masing.

"Tapi gue lagi pengen."

"Terus abis itu masuk RS gitu? Udah diem. Makan tuh bakso."

"Darel sialan!"

Tanpa mereka sadari ada seseorang yang memerhatikan dan diam-diam sedikit terusik dengan interaksi mereka.

"Gue nggak mungkin suka sama Aleta."

Dira tersenyum remeh dalam tunduknya. Harusnya dia tidak secepat itu percaya sama perkataan pemuda itu.

"Em.. Aku ke kelas dulu ya."

Tanpa menunggu jawaban, Dira langsung melenggang pergi. Rasanya dia benar-benar tidak ingin berada di sana. Padahal dia tahu tidak seharusnya dia seperti itu.

Darel yang melihat itu pun langsung ikut berdiri. "Gue pergi dulu."

Kemudian berlari menyusul Dira meninggalkan tatapan-tatapan bingung dari temannya.

Darel bego! Rutuk pemuda itu dalam hati. Baru saja kemarin dia membujuk Dira, sekarang sudah bertingkah. Harusnya dia tahu bahwa Dira akan marah. Tapi melihat Aleta hendak memakan makanan itu membuat Darel tidak bisa tinggal diam.

🍂🍂🍂

"Ra!"

Dira menghentikan langkahnya. Mengedarkan pandangan, koridor tampak sepi. Mungkin mereka memilih untuk tetap di dalam kelas atau di kantin saat ini. Dira membalikkan badan. Memandangi Darel yang berjalan mendekat.

I'm (not) Bringer Of DeathWhere stories live. Discover now