20. Dua puluh

22 6 23
                                    

-Ketika lo ngerasa hidup nggak pernah perpihak

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

-Ketika lo ngerasa hidup nggak pernah perpihak. Saat itu juga, Dia hadirkan sesuatu sebagai pelipurnya. Tetap yakin dan bertahan, karena semesta selalu punya kejutan-

-Circinus-

A/n : Nyamankan posisi karena Bab ini akan sedikit panjang.

🍂🍂🍂

Biasanya malam minggu identik dengan malam panjang yang menyenangkan bagi beberapa orang, terutama bagi mereka yang memiliki gebetan. Tapi sepertinya, Darel adalah pengecualian. Dengan sebal Darel meletakkan ponselnya. Pandangannya lurus menatap halaman kost yang sepi. Biasalah, para penghuninya sedang menikmati malam minggu mereka.

Darel mendesah. Sudah digantung kayak jemuran tidak dikasih kesempatan buat deketan pula.

Pandangannya beralih ke pintu kamar Bian yang tertutup rapat. Bian bahkan nggak ada di kamar. Ngapel nih, pasti. Pikirnya.

Lagi-lagi Darel mendesah sembari mengamati sebotol kopi instan dan sebungkus kacang kulit yang menemaninya malam ini. Ah.. Apa ini yang disebut malam minggu kelabu?

"Sial, berasa nggak precious gue."

Darel meraih gitar yang tersandar di samping tempat duduknya kemudian mulai memetik senarnya pelan. Hanya petikan asal karena dia tidak tahu harus memainkan lagu apa. Tak berselang lama layar ponselnya menyala. Ada satu notifikasi pesan masuk.

"Gue tau, Ra, lo nggak bakal tega ngebiarin gebetan lo yang ganteng ini kesepian."

Dengan senyum sumringah Darel meraih ponselnya. Tersenyum lebar di depan kamera agar layar kuncinya terbuka.

Tanpa menunggu lama dia buka roomchat itu.

081234567xxx

MENERIMA RITUAL SEPERTI :
-Pesugihan
-Pelet asmara
-Santet Jarak jauh,dll
-Ampuh dijamin Berhasil
-Tanpa ada resiko
-Tanpa tumbal
-WA=0853xxxxxxxx
-A/Klik
-Di bit.ly/peletpesugihanmantapmantap

"Sialan!"

"HAHAHA.."

Darel tersentak kuat saat mendengar suara tawa dari belakang punggungnya.

"Bangsat, ngagetin aja lo!"

Yang disembur justru tertawa semakin keras. "Malem minggu di rumah aja, Bung?" tanya Bian dengan tawa yang belum reda sepenuhnya.

"Diem lo!"

"Sensi amat, kurang belaian ya?"

Darel tidak menjawab. Dia lebih memilih berkutat dengan gitarnya daripada mendengarkan ledekan Bian yang membuatnya semakin keki.

I'm (not) Bringer Of DeathDonde viven las historias. Descúbrelo ahora