32. Tiga puluh Dua

13 3 0
                                    

Sudah lima belas menit Aleta duduk dengan gusar di depan kelas Darel. Menunggu si empunya yang ngelayap entah ke mana. Bahkan Damar dan Attala yang biasanya ikut bolos pun tidak tahu ke mana perginya pemuda itu.

Aleta menatap Dira yang setengah berlari dari arah kelasnya menuju tempatnya. Aleta duga gadis itu juga ingin mencari Darel.

"Kamu lihat Darel?" tanyanya usai melongok ke dalam kelas Darel.

Aleta menggeleng. "Gue udah nunggu lima belas menit nggak ada juga batang hidungnya muncul."

Dira memejamkan mata—khawatir.

"Damar sama Attala juga lagi nyari dia."

Baru saja mulut Aleta terkatup, dua manusia yang mereka bicarakan datang menghampiri.

"Nggak ketemu," ucap Attala.

"Di rooftop nggak ada?"

Damar menggeleng. Lalu menatap Dira. "Lo juga tahu masalah ini, Dir?"

"Gimana mau nggak tahu kalau foto itu muncul di seluruh komputer sekolah?"

"Kok bisa?!"

Mereka kira foto tidak senonoh itu hanya terpasang di mading tapi ternyata sudah ada di mana-mana.

Dira menggelengkan kepala. "Tadi ada juga beberapa anak yang ngambil fotonya. Aku takut mereka akan menyebarluaskan kabar ini."

"Sial, Darel ke mana sih?!" geram Aleta. Namun setelah itu matanya melotot menatap pemuda yang berjalan santai dari arah tangga, dengan kedua tangan masuk ke dalam saku celana. Aleta berlari mendekatinya kemudian menyeret pemuda itu.

"Lo apaan sih, Ta?"

"Lo yang apaan? Gila ya lo, di situasi kayak gini masih aja bisa tenang?"

Darel menatap mereka tidak mengerti terlebih lagi dengan kedatangan Rena yang ngos-ngosan.

Attala yang melihat itu pun mengusap pundak Rena agar lebih tenang.

"Fotonya udah ke sebar di akun sosmed sama website Senandika."

"Ha?!" ucap mereka bersamaan. Kabar itu merambat lebih cepat dari yang mereka duga.

"Kalian kenapa sih? Foto apa?"

Dira maju satu langkah mendekati Darel ketika pertanyaan bodoh itu keluar dari mulutnya.

"Kemarin kamu ke mana?"

Darel menaikkan alisnya bingung. Apa maksud dari pertanyaan Dira?

"Aku kemarin nongkrong sama anak-anak."

"Di mana?"

"BS," jawab Darel ragu-ragu.

"Ngapain aja?"

"Nggak ngapa-ngapain."

"Nggak usah bohong."

"Maksud kamu apa sih, Ra?"

"Foto lo udah ke sebar di mana-mana, De." Aleta menunjukan foto Darel yang tengah berciuman dengan gadis yang menyebutnya Brian semalam.

Sialan. Desis Darel dalam hati.

Darel meraih tangan Dira. "Gue bisa jelasin, Ra."

Aleta menghempas tautan tangan mereka berdua jengkel. "Ini bukan waktunya ngurus kecemburuan Dira! Kita harus segera cari cara biar kabar ini nggak sampai kecium media. Lo bisa habis karena nyemarin nama baik sekolah, De."

"Mustahil," sahut Rena. "Fotonya aja udah ada di website sekolah. Kemungkinannya tipis banget."

"Setidaknya masih ada kesempatan."

I'm (not) Bringer Of DeathWhere stories live. Discover now