13. Tiga Belas

27 8 20
                                    

Sekarang Darel, Attala dan Damar berada di kamar mandi pria. Mereka izin keluar kelas saat pelajaran terakhir sebelum jam istirahat berlangsung. Rencananya ingin membolos lagi.

Darel bersandar di wetafel sembari menatap Damar dan Attala yang berdiri membelakanginya—buang air kecil.

"Gue dapet video baru dari David."

Attala dan Damar menghampiri Darel untuk mencuci tangan.

"Video apa?"

"Biasa lah."

"Pemainnya oke nggak tuh?"

"Katanya oke parah. Gerakannya elegant, nggak norak, intinya nggak bikin jijik. Lo tahu sendiri lah gimana selera gue."

Mereka bertiga menyeringai. Berdiri merapat ke arah Darel.

"Tunjukin!"

"Di sini?"

"Iya lah, mumpung sepi, KBM juga masih berlangsung nggak mungkin lah ada yang ke sini."

"Eh, tunggu deh, ntar kalau ada yang lihat gimana?" tanya Attala ragu.

"Yailaah.. Nggak bakal ada yang tau, Ta. Kalau ada yang ke sini kita pasti denger dong."

"Tapi, Mar-"

"Jangan bilang lo udah tobat?"

Attala menatap Damar dan Darel bergantian. Sebenarnya semenjak berpacaran dengan Rena dia sudah sangat jarang mengkonsumsi video-video itu. Dia hanya akan melihat jika bersama seperti ini, itu pun juga tidak seluruh adegan dia lihat. Ada beberapa scene yang dengan sengaja dia menutup mata—ketika tidak ada yang memperhatikannya. Attala tidak mau menyinggung atau pun diolok-olok nanti.

"Nggak juga."

"Terus?"

"Udah lah, Mar. Jangan diintrogasi mulu anak orang. Kesian pucet tuh muka," Lerai Darel yang lantas mengeluarkan benda pipih dari sakunya.

"Sensasi dari beginian 'kan nggak biasa, jadi udah wajar kalo Attala ngurangin biar bisa ngontrol diri. Malah bahaya kalo dia terus-terusan kayak lo, bahaya buat Rena sih sebenernya," Tawa Darel dan Damar meledak. Sedangkan Attala hanya bisa meringis sembari menggaruk tengkuknya.

Namun sedetik kemudian Damar menatap Darel tidak terima, menyadari ucapan Darel. "Eh Anjir! Gue doang nih?"

"Y-ya gue juga. Dikit."

"Apaan lo dikit?"

"Udah-udah, jadi nonton kagak!"

"Lah, lo mau nonton, Ta?"

"Sesekali."

Tanpa banyak basa-basi Darel menekan link yang dikirim David ke akun WhatsApp-nya. Darel berdecak saat jaringan internetnya tidak mendukung. Cukup lama menunggu akhirnya terbuka juga laman web tersebut. Video di layar mulai menampilkan dua orang sedang berbincang.

"Eh serius? Pemainnya dia?!" Seru Damar heboh.

"Apaan sih lo, Mar. Jangan teriak-teriak," Attala mengingatkan. Dia takut ada yang memergoki mereka. Bisa terancam masa depannya apalagi jika Rena tahu masalah ini.

"Tau. Norak banget."

"Ya nggak gitu. Kalau dia yang main mah jangan ditanya lagi. Ini orang dah lama vacum lho, pasti rilisan terbaru nih."

"Lo ngikutin sampai segitunya?"

"Ya nggak, cuma pas gabut doang."

"Diem kalian. Udah otw klimaks nih."

I'm (not) Bringer Of DeathWhere stories live. Discover now