Wife

4.5K 249 3
                                    

6 bulan yang lalu...

Dean melangkah secepat mungkin menyusuri lorong rumah sakit.

"Maaf, dimana ruang UGD nya?" Tanya Dean panik. Seorang perawat memberitahunya.

Lelaki itu kembali berlari untuk menemukan ruangan itu.

"Dean..." Panggil seorang wanita paruh baya disana.

"Mama..."

Dean mendekat, "Bagaimana Risa?" "Masih di dalam." Ucap mertuanya, Sinta.

Tak lama, pintu UGD terbuka. Seorang dokter keluar. "Dengan keluarga Risa?"

"Saya suaminya, dok. Bagaimana Risa? Kandungannya?" Tanya Dean.

"Benturannya terlalu keras, kami tidak menyelamatkan bayinya." Ucap Dokter itu lemah.

Dean makin sesak nafas. Apalagi ini?!

"Risa hamil?" Tanya Sinta.

Dean tak lagi menjawab dan terduduk lemas, "Kami ingin memberi kejutan. Tapi kenapa begini?" Tanya Dean pelan.

"Berapa usia kandungannya?" Tanya Sinta.

"Kandungannya sudah masuk minggu ke 7." Ucap si dokter.

Dean mendongak cepat. "Apa? Bagaimana bisa?"

"Dari ukuran janinnya, kami bisa tahu, tuan."

"Tapi Risa bilang baru minggu ke 3." Ucap Dean.

"Kami tak mungkin salah, karena ada pendarahan disana, jadi kami meminta dari pihak spesialis untuk mengurus operasinya."

Sinta menatap dokter itu makin shock. Bagaimana bisa ia tak tahu jika putrinya sedang hamil?

"Dia sendirian?" Tanya Sinta spontan.

"Nyonya Risa bersama seorang temannya, laki-laki. Kini temannya sedang berada di ruang operasi. Belum selesai, ada beberapa tulang yang patah."

"Kau tahu Risa pergi bersamanya?" Tanya Sinta. Dean menggeleng.

Tangan lelaki itu mengepal kuat. "Otopsi janin itu, aku ingin tes DNA." Ucap Dean.

Sinta menoleh tak percaya, "Maksudmu putriku mengkhianatimu!? Putriku serendah itu?!" Umpat Sinta.

"Mari kita lihat apa yang sudah dilakukan gadis kesayanganmu dibelakang suaminya..." Ucap Dean.

"Mari ikut saya, tuan." Ucap si dokter membawa Dean ke ruang pengambilan sample.

Seminggu kemudian, Dean menerima hasil DNA yang ia inginkan. DNA miliknya dan pria itu.

"Hasilnya mengejutkan, saya turut prihatin." Ucap si dokter memberikan amplop berisi hasil DNA itu.

Dean meraihnya. menatap kertas laboratorium itu muak. "Berani sekali..."

Hasilnya negatif, janin itu bukan anaknya. "Berapa tingkat akurasi tes ini?" Tanya Dean.

"97% tuan." Dean menarik nafas kuat-kuat. Tapi permainan tak boleh berhenti.

"Bagaimana keadaan lelaki itu?" Tanya Dean.

"Sejauh ini makin membaik."

"Rawat dia, aku yang akan membayar semua biayanya." Ucap Dean.

"Bisa beritahu aku dimana ruangannya?" Tanya Dean.

Dokter itu mengangguk. "Di kelas 1, Cenderawasih." Ucap si dokter.

"Baiklah. Terima kasih sudah membantu saya..." Ucap Dean mengulurkan tangannya.

Beauty And The BossNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ