Hug Me!

1.3K 62 0
                                    

Adara masih diam disana.

Ia sesekali mengusap pelan kepala Dean yang tertidur di pangkuannya.

Tak lama seseorang mengetuk pintu. "Masuk..." Ucap Adara pelan.

Seorang bodyguard masuk kesana. "Saya perlu bicara dengan tuan Dean."

"Dia sedang tidur. Kau tidak lihat? Apa yang yang ingin kau sampaikan?" Tanya Adara.

"Kami menemukan pelaku yang akan meracun nona..."

Deg...

"Berikan aku file lengkapnya. Aku tunggu nanti malam."

Bodyguard itu mengangguk dan  berjalan keluar.

Adara terdiam. "Apalagi ini, hmm?" Tanyanya dalam hati.

"Kau ini mafia atau apa..."

---

Dean terbangun, namun Adara tak ada di sekitarnya.

"Adara..." Panggilnya.

Suara pintu terbuka. Adara muncul. "Sudah bangun?" Tanya Adara.

Dean mengangguk, ia mendekat dan mendekap Adara.

"Darimana?" Tanya Dean.

"Aku di ruang tamu sebentar..." Ucap Adara.

"Kau harus istirahat."

"Aku baik-baik saja..." Ucap Adara melepas dekapan Dean.

"... Boleh aku bertanya sesuatu?" Tanya Adara.

Dean terdiam sejenak. "Boleh?" Tanya Adara ulang.

Dean mengangguk. "Siapa Thalia?"

Laki-laki itu seketika makin diam. Nama itu...

"Ada masalah apa dengannya?" Tanya Adara.

Dean masih diam. "Tadi ada laporan, tapi kau masih tertidur." Ucap Adara.

"Dia bukan siapa-siapa... Dimana laporannya?" tanya Dean.

"Kau berbohong."

"Adara... Ku tanya dimana laporannya?" Tanya Dean.

"Aku takkan memberikannya, siapa Thalia?" Tanya Adara.

"Berikan datanya padaku."

"Kenapa dia mengincarmu?"

"Adara, aku tak ingin bertengkar denganmu..."

"Jika kau jujur, semua akan baik-baik saja..."

"ADARA!"

Adara mematung seketika saat suara keras Dean membuat telinganya mendadak pengar.

Dean yang mulai tak sabar akhirnya memilih berteriak.

"Masih di ruang tamu." Ucap Adara pelan, gadis itu melangkah menjauh dan masuk ke kamar mandi.

Dean mendadak makin frustasi. "Apa yang kulakukan!?" Umpatnya.

Teleponnya berdering, "Halo..."

"Kita harus bicara..."

Dean mengangguk. "Baiklah.

---

Gio nampak meneguk kopinya yang mulai habis. Tak lama, sosok Dean muncul.

Gio bangkit dan mempersilahkan Dean duduk. "Ada apa?"

"Pelakunya bukan Risa. Aku bersumpah. Aku tak menemukan resi tembakan sama sekali. Sekalipun itu di cuci atau ia berganti baju, itu tak mudah hilang."

Dean diam bersandar melipat tangannya.

Beauty And The BossWhere stories live. Discover now