Agreement

1.3K 64 0
                                    

Pagi seperti biasanya, Dean duduk bersama Oma untuk sarapan. "Apa agendamu hari ini?"

Dean terdiam. "Dean?"

"Aku akan menemui papa hari ini."

"Apa?"

Dean meletakkan sendok dan garpunya pelan. "Kau sadar apa yang baru kau katakan?

"Oma bilang aku harus mendengarkan Adara..." Ucap Dean.

"Dia memintamu bertemu ayahmu?" Tanya Oma.

"Dia hanya khawatir pada keluarganya kedepan." Ucap Dean.

Oma terdiam. "Aku ke kantor dulu, nanti siang aku akan menemui papa." Ucap Dean bangkit mencium tangan oma.

Sementara itu, Adara sudah bergelut dengan jadwal dan dokumennya. "Masih pagi, pekerjaanku sudah sekejam ini..."

Pintu ruangannya mendadak terbuka. "Adara..."

Silvana melompat riang seperti biasanya. "Silvana, bisakah kau ketuk pintu dulu? Kenapa kebiasaan burukmu masih saja seperti itu?" Tanya Adara menghela nafas.

"Iya, maaf. Besok aku bawa snack yang banyak, agar suaranya bisa memberimu notice." Rayu Silvana.

Adara menggelengkan kepalanya pelan, "Bagaimana kemarin? Bagaimana bos kita?" Tanya Silvana.

Adara terdiam. "Apa dia tampan? Masih muda? Atau sudah tua?"

Adara masih terdiam, tak lama matanya melihat sosok Dean. "Dean?" Batinnya.

"Hey, ayo ceritakan seperti apa bos kita?!" Silvana makin memaksa, sementara Dean yang baru tiba di kantor nampak terkejut melihat kelakuan teman Adara disana.

Satu ide jahil muncul di otak Adara saat ini.

"Bos?" Tanya Adara.

Dean diam disana mendengarkan. "Bos kita itu..."

Silvana nampak benar-benar mendengarkan. "... Menyebalkan."

"Eh?"

Dean mengangkat sebelah alis matanya.

"Yang kudengar bukan seperti itu..." Ucap Silvana.

"Itu yang kutemukan kemarin. Menyebalkan, galak, dan yang jelas dia sangat dominan..." Ucap Adara melirik kearah Dean yang sudah berkacak pinggang disana.

"Tapi aku tak menyesal jadi sekretarisnya sejauh ini..." Ucap Adara tersenyum.

Dean tetap diam disana.

"Dasar. Kau pasti berbohong." Ucap Silvana.

"Aku akan bertemu dengannya lagi setelah ini, jadi tunggu update nya lagi ya..." Ucap Adara.

Dean terkekeh pelan lalu pergi dari sana.

"Aaahhh... Tidak seru..." Ucap Silvana.

Adara tertawa pelan.

Dean masuk ke ruangannya dan duduk disana menunggu Adara datang.

Tak lama, seseorang mengetuk pintu. "Hai, pak bos!" Ucap Adara sumringah.

"Berhenti menggodaku. Jangan lakukan itu lagi." Ucap Dean. Adara tertawa.

"Biarkan saja, pasti Silvana mati penasaran." Ucap Adara.

Dean hanya terkekeh pelan. "Duduklah." Ucap lelaki itu.

"Bagaimana oma hari ini?" Tanya Adara duduk di kursi.

"Oma baik. Makan seperti biasa." Ucap Dean.

Adara mengangguk. "Aku membawakan jadwalmu untuk minggu ini." Ucap Adara.

Beauty And The BossWhere stories live. Discover now