Wish

835 50 1
                                    

Adara masuk ke ruangannya, jantungnya berdegub kencang.

"Sial!!!" Aku tidak boleh seperti ini!?" Umpatnya pelan.

Teleponnya berdering. "Ya?"

"Hai, Adara..."

Deg...

"... Ini aku." Ucap Ibu Dean dari seberang sana.

"Eehh???"

Suara tawa renyah terdengar dari lawan bicara Adara.

"Maaf, mengejutkanmu sepagi ini." Ucap Ibu Dean.

"Ti-tidak nyonya, saya hanya bingung karena nomor nyonya tidak tersimpan di ponsel saya." Ucap Adara.

"Jangan panggil nyonya, panggil saja aku mama. Bagaimana bisa kau memanggil calon mertuamu dengan sebutan nyonya?"

Adara makin kikuk. "Aahh... Itu..."

"Jangan sungkan. Okay?"

"I-iya... Ma..."

Ibu Dean tersenyum. "Hari ini kau bisa kan datang ke rumah?" Tanya ibu Dean.

"Eehh?? Rumah?" Tanya Adara.

"Iya. Nanti pergilah bersama Dean. Aku akan menghubunginya setelah ini." Ucap Ibu Dean.

"T-tapi... Itu..."

"Hanya makan siang. Ayolah, aku sudah bersiap memasak untuk itu."

Bukan masalah itu...

"Jika Dean bersedia, saya akan ikut."

"Bagus. Dean pasti tak menolak." Ucap Ibu Dean.

Adara diam.

"Baiklah aku akan menghubunginya sampai jumpa nanti, Adara..."

"I-iya..."

Tutt...

Adara membanting ponselnya keatas meja. "Haaahhhhh!!!"

Kepala Adara makin pening.

"Apa yang harus kulakukan!!!?" Umpatnya.

Adara terdiam.

"Bahkan aku tak tahu rumahnya..."

Tapi kan dia akan bersama Dean.

Adara terduduk lemas dan meletakkan kepalanya keatas meja.

"Aahh... Sial..." Umpatnya.

---

Dean membasuh wajahnya, "Hah..."

Ia menatap pantulan wajahnya di cermin. Apa yang dipikirkan gadis itu sebenarnya.

Ponselnya berdering, membuatnya buru-buru mengeringkan tangannya.

"Mama..."

Ia segera mengangkat panggilan itu. "Halo..." Ucap Dean.

"Hai Dean."

"Kenapa?" Tanya Dean.

"Galak sekali. Hari ini makan sianglah di rumahku." Ucap Ibu Dean.

"Ada acara apa?"

"Aku hanya ingin makan siang, aku sudah ajak Adara tadi..."

"Hah???"

"Reaksinya persis..." Ucap Ibu Dean tertawa pelan.

Bagaimana bisa ibunya mendadak mengajaknya makan siang dan itu bersama Adara.

"Jemput Adara sekalian. Apa kau tega membiarkannya berangkat sendiri?"

"Kenapa harus mengajak Adara?" Tanya Dean memijat keningnya.

Beauty And The BossWhere stories live. Discover now