Mom

1.3K 66 1
                                    

Adara pulang ke rumah. Ibunya harusnya sudah pulang hari ini.

"Aku pu..."

Adara berhenti bernafas sejenak. Matanya menatap ibunya sedang bicara dengan seorang wanita.

Adara mengenali wanita itu. "... lang."

"Adara..."

Baiklah. Adara dalam masalah.

Dan jadilah Adara terduduk disana, disamping ibunya.

"Saya ibu Dean..."

"Saya Adara."

"Ra..." Sentak ibunya membuat Adara menundukkan kepalanya.

"Tidak apa-apa, bu..." Ucap Ibu Dean.

"... Aku ingin minta maaf jika suamiku mengganggumu dan anakku pasti sangat merepotkanmu."

"Ti-tidak... Saya yang salah, nyonya." Sahut Adara.

Ibu Dean menggeleng. "Tak perlu seperti itu." Kau anak baik. Aku tahu itu. Anakku tak pernah salah menilai seseorang."

Adara diam. "Sebenarnya ada apa ini, bu?"

Ibu Dean tersenyum, "Tidak ada apa-apa, bu. Tapi mungkin jika anda mendengar ceritanya akan lebih mengejutkan."

"Apa Adara berbuat salah? Oh, ya Tuhan. Ayo Adara, minta maaf!"

"Mama... Tapi aku..."

"Tidak, tidak perlu. Bukan begitu." Ucap Ibu Dean.

"Adara membuat anak saya jatuh cinta padahal dia punya istri..."

"APA!?"

"Mama, mama... Bukan begitu... Dengarkan..."

"Bagaimana bisa!? Aku hanya meninggalkanmu sebentar, nona muda!?" Panik ibu Adara.

"Bu, tolong dengarkan saya..." Ucap ibu Dean setengah panik.

"Sikap istri Dean kurang baik, jadi Dean memang dari awal sudah berniat menceraikannya. Terlebih mereka hanya dijodohkan." Jelas ibu Dean.

Ibu Adara bersandar lemas ke sofa. "Tapi bukan hanya itu alasannya..."

"Ada lagi?!" Ibu Adara segera menoleh kearah anak gadisnya yang makin pucat.

"Bu... Tolong... Biarkan saya selesaikan kalimat saya dulu."

"Ma... Dengarkan dulu..."

Ibu Adara menarik nafas, menata sikap duduknya.

"Saya tidak menyalahkan siapapun. Dean tak salah jika ia jatuh cinta pada anak ibu. Terlebih, almarhum suami ibu sudah membantu Dean."

Adara terdiam, "Suami saya?" Tanya ibu Adara.

"Dean tak menceritakan banyak. Ia hanya mengatakan bahwa ia ada hutang budi karena ayah Adara sudah membantunya. Saya sadar bahwa yang saya lakukan hanya mengekangnya karena penyakitnya." Jelas ibu Dean.

Adara tidak tahu jika ayahnya mengenal Dean. "Oleh karena itu, tolong Adara... Kau boleh menolak Dean, tapi bisakah sementara kau tetap bersamanya? Setidaknya sampai semua masalah selesai..."

"Anda kira saya bukan sumber masalahnya?" Tanya Adara pelan.

Mereka sama-sama terdiam. Jika Adara tidak magang di perusahaan Dean, mungkin kejadiannya akan berbeda.

"Saya memikirkan banyak kemungkinan termasuk perlakuan suami anda yang akan melenyapkan saya..." Ucap Adara pelan, ia bangkit menjauh dari sana.

"Maafkan Adara..."

Beauty And The BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang