Feel

1.2K 56 0
                                    

Dean tiba didepan rumah Adara. Ia segera menekan bel rumah.

"Iya! Sebentar!"

Teriakan itu membuat Dean terkekeh sebentar. Pintu rumah terbuka memperlihatkan Adara yang nampak berantakan dengan rambut yang ia gulung keatas. Baju piyamanya dan wajahnya tanpa make up.

"Dean!!" Panik Adara begitu menyadari siapa yang menekan bel.

"Kenapa teriak?" Tanya Dean.

Duarrrr!!!

Pintu dibanting begitu saja membuat Dean terkejut setengah mati, sedangkan pemilik rumah justru melongo.

"Apa yang kau lakukan!?" Teriak Dean dari balik pintu.

Adara kembali membuka pintu. "Kau ini kenapa?!" Sentak Dean.

Adara mendesis kesal. Ah, kenapa Dean harus melihatnya seperti sekarang. "Masuk!?" Umpatnya kesal menarik Dean masuk begitu saja.

"Kenapa banting pintu?" Tanya Dean.

"Tunggu di ruang tengah..." Ucap Adara.

Dean makin bingung melihat Adara berjalan masuk ke kamarnya.

"Ada apa anak itu?" Tanya Dean dalam hati. Ia terdiam dan duduk disana.

Adara merapikan diri, memastikan wajahnya tak terlalu terlihat pucat. "Aahh... Sial. Percuma saja jika seperti ini!?" Omelnya.

Adara kembali turun dan melihat Dean diam disana. Lelaki itu menyadari kehadiran Adara.

"Kenapa anak ini jadi aneh?"

"Kau baik-baik saja?" Tanya Dean.

"Kenapa kau tidak mengabariku jika akan datang?" Tanya Adara balik.

"Aku hanya lewat. Kemana ibumu?" Tanya Dean.

"Menginap di tempat bibi." Ucap Adara.

"Kau malu karena aku melihatmu seberantakan tadi?" Tanya Dean.

Adara menghela nafas, "Aku harap kau tak mengingatnya lagi."

Dean tertawa. "Kau sudah makan?" Tanya Dean. Adara menggeleng.

"Berdandanlah, ayo makan malam diluar." Ucap Dean.

"Kemana?" Tanya Adara merubah ekspresi wajahnya.

"Kemana pun yang kau mau. Atau kau mau mencoba ke restoran favoritku?" Tanya Dean. Adara mengangguk.

"Tunggu sebentar..." Ucap Adara tersenyum senang. Dean diam, mudah sekali membuat seorang wanita tersenyum.

Dean menunggu 10 menit. Tak lama, Adara muncul. Menggunakan pakaian casual. Berbeda sekali dengan penampilannya selama di kantor.

"Ayo..." Ucap Adara.

"Aku lebih suka melihatmu berpakaian seperti ini." Ucap Dean.

"Memang bagaimana pakaianku di kantor?" Tanya Adara.

"Cantik, tapi terlalu formal..."

"Itu tuntutan profesi, tuan." Ucap Adara.

Dean mengangguk, "Ayo..." Ucapnya.

Adara berjalan mengikuti Dean, ia mengunci rumah dan segera pergi ke restoran.

"Disana ada menu apa?" Tanya Adara.

"Banyak, kau bisa memilih sesukamu." Ucap Dean.

"Aku ingin grill food." Ucap Adara.

"Kau mau membeli bahan saja? Kita pesta grill di rumahmu saja." Ucap Dean.

Beauty And The BossWhere stories live. Discover now