More Attack

1K 56 0
                                    

Adara masuk ke ruangan Dean. "Tuan..."

Dean menoleh, "Sudah kubilang jangan panggil tuan..."

Adara terkikik. Sudah seminggu sejak surat misterius itu datang. Setiap paginya Adara selalu mendapat surat baru, dengan isi yang sama.

Dean menatap wajah Adara. "Ada yang kau sembunyikan dariku?" Tanya Dean.

Adara menatap Dean. Menggeleng.

"Memang manusia sepertiku punya masalah seberat apa selain jerawat?" Tanya Adara.

Dean tertawa pelan. Ia memeriksa laporan yang dibawa Adara pagi ini.

"Aku baik-baik saja..." Ucap Adara.

"Itu jawaban yang tak ingin kudengar..." Ucap Dean mendongak. Adara tersenyum.

"Lalu, anda ingin jawaban seperti apa, tuan?" Tanya Adara.

Dean diam. Ia memikirkan sesuatu. "Aku ingin jawaban seperti, mungkin aku ingin sesuatu."

Adara tertawa. "Aku memang ingin sesuatu pagi ini." Ucap Adara.

"Kau ingin apa?" Tanya Dean.

"Aku hanya ingin es krim."

Dean sontak tertawa. "Kenapa? Memangnya salah jika aku ingin es krim?" Tanya Adara.

Dean bangkit mendekat, tangannya merengkuh pinggang Adara posesif. "Kenapa keinginanmu terlalu sederhana... Aku mengumpulkan harta untukmu juga." Ucap Dean.

Adara menggeleng. "Fokuslah menepati perjanjianmu dengan ayahmu." Ucap Adara.

"Sudah. Itu hal mudah."

"Benarkah???" Tanya Adara. Dean mengangguk.

"Jonathan sudah mengurusnya."

"Apa kabar kak Jo..." Tanya Adara.

"Kenapa kau jadi begitu excited?" Tanya Dean.

"Jangan begitu, kak Jo sering membantuku." Ucap Adara.

Dean manggut-manggut. Tak lama, telpon di meja Dean berdering.

"Ya?"

"Tuan, ada seseorang yang melempar batu ke kaca gedung."

Adara mendengar suara itu sayup-sayup. Apa mungkin ini bagian dari teror pengirim surat itu?

"Cari dan kejar penyerangnya sampai dapat. Evakuasi karyawan." Ucap Dean.

"Baik."

Tut...

"Ada apa?" Tanya Adara.

"Ada seseorang yang menyerang gedung di bawah. Aku harus check..."

"D-dean tunggu..." Tahan Adara.

Dean menatap Adara sejenak. "Jangan kesana. Bahaya. Bagaimana jika ternyata orang itu mengincarmu?" Tanya Adara.

Masuk akal. "Tidak, aku harus kesana. Aku akan baik-baik saja." Ucap Dean.

Adara menahan Dean sekali lagi. "Tolong jangan..." Ucap Adara. Sorot mata itu...

"Ada apa?" Tanya Dean.

Adara menggeleng. "Tetap disini. Tolong..." Ucap Adara.

Dean balas menolak. "Adara... Aku akan baik-baik saja." Ucap Dean.

Adara tidak boleh panik. Jika ia panik, Dean akan makin curiga. "Tapi aku ikut." Ucap Adara.

Dean mengangguk. Mereka segera berjalan keluar dan memastikan kerusakan yang ditimbulkan penyerang.

Beauty And The BossWhere stories live. Discover now