Poison

1K 57 0
                                    

Adara selesai dengan makannya. "Sebaiknya kau pulang istirahat." Ucap Adara.

Dean menggeleng. "Tidak."

Usia 23 dengan Dean yang usianya 28 tahun. "Kau yakin ingin menikahiku?"

Dean menatap Adara. "Kenapa bertanya?"

"Ya maksudku, kau tak tertarik pada yang mungkin seusia denganmu?" Tanya Adara.

"Aku menikah dengan yang lebih mudah agar aku bisa cepat punya anak..."

"Dean! Mulutmu!!"

Dean terkekeh. "Memang kau punya idaman lain?" Tanya Dean.

Adara menggeleng.

"Tidak."

Tiba-tiba, pintu diketuk dari luar, seseorang muncul.

"Kenan." Ucap Adara.

Dean mengangkat sebelah alis. "Siapa kau?"

Kenan, sudah lama tak muncul. "Maaf, saya teman Adara saat kuliah. Saya dengar Adara masuk rumah sakit. Makanya saya cepat-cepat kembali dari London."

"London? Kau kembali hanya untuk menjenguk Adara?" Tanya Dean.

"Dean..." Sentak Adara. "... Masuklah, Kenan. Kau seharusnya tak perlu seperti ini..." Ucap Adara tersenyum.

Kenan masuk dan memberikan bunga pada Adara. "Untukmu. Maaf, aku tak tahu kau suka buah apa..."

"Tak apa... Ini cukup, terimakasih sudah menjenguk." Ucap Adara tersenyum.

Dean menjauh dari sana, membiarkan sepasang sahabat itu saling bicara.

Adara nampak senang, terlebih karena Kenan rela datang dari jauh hanya untuk melihatnya.

"Apa mereka puny hubungan spesial dulu?" Tanya Dean dalam hati.

"Sudah lama sejak kelulusan kita, bukan?" Tanya Kenan.

"Itu salahmu karena kau harus pindah sejauh itu." Ucap Adara.

Kenan tertawa.

"Aku juga ingin jalan-jalan." Ucap Kenan.

"Ah, betul juga... Jalan-jalan. Sudah lama kita tidak jalan-jalan bersama." Ucap Adara.

Dean tertegun. "Bersama!?" Batinnya.

"Kau ingat saat kau tiba-tiba berteriak berlari menyusulku? Apakah anjing galak itu masih ada?" Tanya Kenan.

Adara tertawa. "Sial. Bukan salahku! Itu karena pemiliknya tidak memasang tali dengan benar." Ucap Adara tertawa.

"Bagaimana tentang ceritamu yang mencari kangkung di pinggir danau, padahal itu rumput."

Adara makin tertawa. "Aku sungguh tak tahu. Tapi sayang sekali aku berakhir hampir mati tenggelam." Ucap Adara.

Dean menatap Adara disana. Edward yang menyelamatkan Adara.

"Tapi syukurlah kau masih hidup." Ucap Kenan.

Setelah setengah jam lebih berbincang. Kenan memutuskan untuk pulang. Adara hanya bisa melambaikan tangannya, membiarkan sahabatnya pergi.

"Menyenangkan sekali kelihatannya..." Ucap Dean menutup pintu.

"Kenapa?" Tanya Adara.

"Kau bahkan tak pernah bicara seaktif itu denganku..."

"Cemburu, tuan?" Tanya Adara.

Dean mendengus diam.

"Kenan temanku, ingat? Kita beda usia, jadi wajar bukan jika aku menahan diri agar terlihat lebih sopan padamu." Ucap Adara.

Beauty And The BossWhere stories live. Discover now