First Day

4.1K 229 0
                                    

Adara menatap sekitar. "Ini ruanganmu." Ucap tuan Jo nampak ramah.

"Terimakasih, tuan. Bagus sekali ruangannya." Ucap Adara.

"Kau boleh memanggilku Jo saja. Aku geli mendengarmu memanggilku tuan." Ucap Jo.

Adara menoleh. "Mana mungkin, tuan. Tidak sopan." Tepis Adara.

"Panggil kak Jo saja. Namaku Jonathan." Ucap Jonathan. Adara mengangguk.

"Baiklah jika kak Jo memaksa..." Ucap Adara tersenyum. Jonathan tertawa pelan.

"Aku akan memberitahumu beberapa pekerjaan. Sekretaris takkan mengurus banyak file, hanya jika tuan Dean memintamu mengurus saja. Selebihnya kau hanya akan membantu pegawai lain membawa laporan mereka ke tuan Dean."

Jonathan kembali menatap kearah Adara.

Adara mencatat semua yang diucapkannya. "Sejak kapan kau membawa note itu?" Tanya Jonathan terkejut.

Adara mendongak, "Dari tadi aku sudah membawanya."

Jonathan makin tertawa. "Polos sekali." Ucapnya. "Lalu aku harus bagaimana?" Panik Adara.

"Kenapa tidak mengingatnya saja?" Tanya Jonathan. "Aku pelupa..." Ucap Adara pelan.

Jonathan mengangguk, menahan tawa. "Catat saja kalau begitu." Ucap Jonathan.

Jonathan memberitahu semua. Membuat Adara makin geleng kepala. "Sudah paham?" Tanya Jonathan.

Adara mengangguk, "Bisa aku minta nomor teleponmu dan milik tuan Dean?"

"Untuk apa?" Tanya Jonathan.

"Aku akan menghubungimu jika aku butuh bantuan dan nomor tuan Dean untuk mengingatkan agenda beliau di kantor."

Jonathan tersenyum, "Tak salah tuan Dean memilihmu. Kemarikan ponselmu, aku akan menyimpan nomorku." ucap Jonathan.

Adara memberikan ponselnya cepat. Jonathan mengetik nomornya cepat. "Aku akan mengirim nomor milik tuan Dean segera." Ucap Jonathan.

"Terimakasih banyak, kak Jo..." "Aku harus kembali, pekerjaanku banyak. Sampai ketemu lagi..." Ucap Jonathan melangkah menjauh.

Adara tersenyum menatap Jonathan hingga menghilang.

Tak lama, sebuah pesan masuk. "Adara, kau dimana?"

Adara membalas chat dari Keisha cepat. "Aku di ruanganku. Kita bertemu jam makan siang. Okay?"

Adara meletakkan ponselnya cepat. "Baiklah, ada mading, aku akan menempel semua disini." Ucap Adara.

Ia membuka laci cepat. "Okay, kita lihat ada apa saja..."

Baiklah... "Cuma ada sticky note? Sekecil ini?" Protes Adara. "Okay..."

Ia mengambil sticky note itu cepat dan menulis tugasnya satu persatu. Ia merogoh tasnya, mengambil spidol.

"Ini tugas mingguan..." Adara terus bergumam sambil menempel kertas itu satu persatu. "Ini untuk harian."

Hampir setengah jam ia mengurus list tugasnya. Akhirnya selesai... Adara tersenyum puas.

"Kenapa barang yang kusentuh selalu terlihat luar biasa?" Tanyanya memuji diri sendiri.

Tak lama, telepon di mejanya berbunyi. "Iya? Ada yang bisa saya bantu?" Tanya Adara.

"Adara, ini aku Jonathan. Bisa kau ambil berkasku dan bawa ke tuan Dean?" Tanya Jonathan disana.

"Oh iya kak, bisa. Dimana ruanganmu?" Tanya Adara. "Tepat di depan ruanganmu..."

Beauty And The BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang