Accident

2.6K 137 1
                                    

Adara pergi ke kantor seperti biasa. Ia lesu pasca ibunya memarahinya mengenai alkohol di acara beberapa waktu lalu.

"Pagi..." Sapa Jonathan menyusul langkah Adara. "Pagi kak..." Ucap Adara tersenyum.

"Tanganmu, kenapa?" Tanya Jonathan melihat perban Adara disana.

"Oh, ini... Kecelakaan kecil, kena panci panas." "Ouhh... Aku geli. Pasti sakit?"

Adara mengangguk. Sementara Jonathan terus bergidik. "Hari ini apa kegiatanmu?" Tanya Jonathan.

"Membereskan pekerjaan." Ucap Adara. "Kasian sekali." Ucap Jonathan.

"Itu pekerjaanku, kak. Kenapa harus kasihan." Ucap Adara. Jonathan tertawa. "Aku ke ruangan duluan ya."

Adara mengangguk. Jonathan menjauh dari sana. "Bagaimana lukamu?" Tanya Dean mendadak muncul.

"Astaga!" Panik Adara tersentak. "Boleh kulihat?" Tanya Dean. "Ti-tidak apa, tuan. Aku sudah baik-baik saja." Ucap Adara.

"Ke ruanganku. Ambil kotak obat yang ada di dapur." Ucap Dean melangkah mendahului Adara.

Gadis itu menghela nafas. "Huft..." Ia mampir ke ruangan, meletakkan barang dan menuju dapur mengambil kotak obat.

Ia tak ingin resiko. "Nilaiku tak boleh terancam." Umpatnya pelan berjalan kearah ruangan Dean.

Ia mengetuk pintu pelan. "Masuk..." Adara masuk perlahan. "Duduk di sofa." Ucap Dean.

Adara duduk disana meletakkan kotak obatnya di meja. Sementara Dean melepas jasnya, melipat lengan bajunya. Adara hanya diam menelan ludah.

Dean mendekat dan segera mengganti perban Adara. "Oma minta maaf. Ia tidak tahu jika kau terluka karena membuatkan teh untuknya."

"Seharusnya tuan tak perlu memberitahu oma..." Ucap Adara. Dean menggeleng. "Oma harus tetap tahu..."

Adara diam. "Oma mengundangmu makan malam. Aku akan mengantarmu nanti." Ucap Dean.

"Tapi... Bagaimana dengan..." "Pekerjaanmu bisa ditunda. Beri Oma kesempatan." Ucap Dean.

Adara kembali diam. "Oma akan sedih jika kau menolaknya." Ucap Dean.

"Baiklah."

---

Malam harinya, Adara pulang ke rumah dan pamit kepada ibunya. "Mama malam ini menginap di rumah bibi beberapa hari. Bawa kunci cadangan, jangan pulang terlalu malam."

Adara mengangguk. Ia segera keluar menghampiri Dean yang menunggunya di mobil. "Sudah?" Tanya Dean.

Adara mengangguk. Dean mendekat, "Pakai Sealtbetmu..." Ucapnya pelan.

Adara menahan nafas, wajah mereka sangat dekat. Dean yang baru saja tersadar ikut terdiam. Jantung berdetak kencang...

"M-maaf..." Ucapnya segera mundur sebelum ia terkena serangan jantung.

Adara terdiam mengangguk. Dean segera melajukan mobilnya menjauh dari sana.

---

Risa melangkah turun. Ia menatap meja makan yang tersaji banyak makanan disana.

Ia memilih mendekat. "Ada acara apa?" Tanyanya pada seorang pelayan.

"Nyonya besar mengundang seseorang makan malam, nyonya..."

Risa mengerutkan dahi. "Siapa?" Tanya Risa. "Adara..." Sahut Oma. Risa menoleh.

"Atas dasar apa?" "Dia terluka ketika membuatkanku teh, tanpa memberitahuku." Ucap Oma.

Beauty And The BossWhere stories live. Discover now