Different

2.6K 156 2
                                    

Adara tak pergi makan siang. Malas sekali rasanya.

"Nona, kopinya..." Ucap seorang OB masuk ke ruangannya. Adara tersenyum.

"Terimakasih ya, pak..." Ucapnya pelan. Si OB cepat keluar dari sana.

"Aku antar saja yang sudah beres. Yang lain akan kukerjakan setelah ini." Ucap Adara pelan.

Ia bangkit dan segera melangkah kearah ruangan Dean.

Tak sengaja ia berpapasan dengan Risa yang baru saja keluar dari ruangan Dean.

"Ada perlu apa?" Tanya Risa sinis. Lagi-lagi harus mengejutkan Adara.

"S-saya ingin memberikan berkas ini saja, nyonya..." Ucap Adara gugup.

"Jangan macam-macam..." Adara tersentak mendengar kalimat itu.

"Saya hanya..."

"Mulutmu berkata tidak, tapi kita sama-sama wanita. Kau tahu maksudku bukan?" Ucap Risa sebelum akhirnya ia meninggalkan Adara yang terpaku disana.

Adara menoleh ke belakang, menatap Risa yang masuk ke dalam lift.

"Punya masalah apa sebenarnya wanita itu... Apa aku terlihat semurahan itu?" Batin Adara menarik nafas.

Ia mengetuk pintu ruangan Dean cepat. "Masuk..."

Adara segera membukanya. "Permisi tuan..."

Dean menatap siapa disana. "Bukankah ini jam makan siang?" Tanya Dean.

Adara mengangguk. "Kenapa kau tidak pergi makan siang?" Tanya Dean.

"Tidak sempat, tuan... Saya terlalu asyik mengerjakan pekerjaan saya." Bohong Adara.

Perutnya lapar. Kenapa kak Jo tidak memberinya cemilan seperti kemarin? Batinnya.

"Duduk."

Adara mengangkat pandangannya cepat. "S-saya hanya ingin memberikan..."

"Duduk." Adara cepat-cepat duduk mendengar nada bicara bos nya yang sudah meninggi.

Dean membuka lacinya, memberikan kotak makanan yang dibawa Risa untuknya.

"Makan..." Ucapnya.

Adara melongo. "T-tapi itu..."

"Aku sudah makan. Istriku terlambat membawanya dan aku tak bisa makan lebih banyak lagi." Ucap Dean.

Jadi, ini dari Risa?

"Tapi bukankah lebih baik anda makan makanan yang dibawakan istri anda daripada memberikannya pada orang lain?" Tanya Adara.

"Kau tak tahu apa yang akan terjadi. Makan saja." Ucap Dean.

Adara menerima kotak makan itu. "Terimakasih..." Ucap gadis itu.

Dean diam mengambil dokumen yang sudah dikerjakan Adara. "Saya ijin kembali ke ruangan, tuan..."

"Makan disitu saja. Aku ingin kotak makan itu langsung kembali..."

Adara makin panik. "Bagaimana jika istri anda kembali lagi dan..." "Kau takut pada Risa?" Tanya Dean.

Adara sempat terdiam. Bagaimana tidak... "Tak perlu setakut itu. Apapun yang ia katakan padamu, jangan kau dengar." Ucap Dean.

Adara diam. Ia membuka kotak makanan itu. "Waahhh..." Batinnya. Inikah makanan Dean tiap hari?

"Anda tak ingin mencobanya?" Tanya Adara.

Dean sebenarnya ingin. Tapi... "Tidak. Makanlah..." Ucapnya.

Adara diam. Apa bos nya sedang bertengkar dengan istrinya?

Beauty And The BossWhere stories live. Discover now