His

1.8K 419 37
                                    

#QOTD kentut di depan gebetan atau kentut sewaktu presentasi?

🌟

Gian tidak pernah berniat menurut pada orang-orang, euh, makhluk-makhluk aneh ini. Terutama Codru. Jadi, semakin disuruh menggunakan pakaian tertutup, maka Gian keluar kamarnya dengan blus tanpa lengan, berkerah V dan celana panjang katun.

Gian masih kesal karena Codru memberikan tanda di lehernya yang kini terlihat membentuk suatu pola di kulitnya. Guratan-guratan berwarna putih mulai muncul di luka itu, meskipun masih samar. Tangannya tadi sempat meraba bekasnya, tidak terasa panas memang seperti bekas luka pertama. Ia memutuskan untuk menutupinya dengan scarf kecil.

Begitu keluar kamar, udara malam yang mendekati musim dingin semakin terasa. Gian menggosok lengannya yang terkena sapuan angin malam. Terlalu dingin untuk pakaiannya tetapi egonya tidak mau mengalah. Mengabaikan udara dingin yang menusuk, berjalan menuruni tangga yang terbuat dari batu berwarna hitam menuju satu ruangan yang disebutkan oleh Codru sebelum ia keluar. Pintu kedua sebelah kanan, ia mengingat ruangan di kastil bagian ini karena ia terkadang menyusurinya saat sedang tidak ada kerjaan, yang mana itu sangat sering akhir-akhir ini. Ia sudah jarang mendatangi perpustakaan lagi, karena perpustakaan di kastil ini memiliki koleksi yang dibutuhkannya.

Gian membuka pintu setelah menghela napas panjang. Tidak ada suara yang terdengar dari sana. Terlalu hening, namun saat pintu terbuka lebar, ia dapat melihat ada tujuh orang yang mengisi kursi-kursi di sekitar meja besar di tengah ruangan.

Tidak jauh berbeda dengan ruangan lain, ruangan ini didominasi oleh batu hitam. Hanya ada lima chandelier dengan warna senada yang menggantung tinggi di langit-langit sebagai penerang.

Matanya tidak sempat melihat ke arah orang lain, karena sadar Codru menatapnya dengan tajam. Alisnya terangkat satu seakan bertanya dalam diam akan keputusannya menggunakan pakaian yang jelas bertolak belakang dari yang disuruhnya tadi. Gian mengangkat dagunya, menantang pria itu untuk bertanya padanya.

"Jadi, ini siapa?" suara serak seorang pria memutus pandangan mereka. Codru menoleh pada pria yang duduk di sebelah kirinya. "Gian. Mine," jawabnya dengan singkat. Matanya lalu kembali pada Gian yang memutar bola matanya.

Dengusan terdengar dari seseorang yang ia yakini bernama Grigor dari wajahnya yang sudah keriput. Dan Gian yakin, pria yang tampak lebih muda dengan wajah yang sama persis dengan Grigor ada Petre, putranya. "Manusia?" tanya pria tua itu dengan nada mengejek.

"Jelas sekali kalau dia manusia," balas Codru lagi.

"Aku pikir dia di sini sebagai bank darah." Grigor menarik napas dalam-dalam sebelum kembali memberikan cengiran mengejek. "Baunya sangat menarik."

Tepat saat Grigor mengakhiri kalimatnya, ia sudah terpental, tidak sampai menabrak dinding batu karena pria tua itu langsung menggunakan kakinya sebagai rem. Gian terperangah. Terdengar siulan Marius yang sama sekali tidak merasakan paniknya atau udara di sekitar ruangan itu yang terasa berat seketika.

"Pay attention to your language," ujar Codru. Posisinya masih sama seperti tadi, tapi Gian yakin kalau yang melempar Grigor adalah Codru.

"Ok." Grigor berjalan kembali ke kursinya dan baru Gian memperhatikan Illie yang sibuk menahan Petre agar tidak menyerang orang yang melempar ayahnya. "Aku hanya tidak menyangka The Deity memberikan manusia padamu. Mereka berada di urutan paling bawah untuk pasangan yang diinginkan oleh makhluk apa pun. Tidak memiliki kekuatan apa pun dan hanya menjadi beban."

"Kita tidak punya tempat untuk menanyakan keputusan The Deity." Jabawan Codru membuatnya merasa lebih tenang setelah sempat kesal karena Grigor mengatakan kaumnya berada di urutan paling bawah dan menjadi beban. Memangnya siapa juga yang mau punya pasangan makhluk astral seperti mereka?! Lebih baik ia melajang seumur hidup dibanding harus melihat keanehan-keanehan lainnya. "Duduk, Little One," ujar Codru, menunjuk pada kursi kosong di sampingnya dengan dagu.

Gian berjalan dengan kikuk hingga kursi itu lalu duduk. Codru langsung menyerahkan jaketnya pada Gian, "I knew you would pull this stunt. Pakai ini agar pembicaraan lebih beradab." Codru tidak meninggalkan ruang baginya untuk protes karena mereka langsung melanjutkan pembicaraan lagi.

"Put your son on a leash. Aku lihat Petre mendekati Gian atau berpikir mengenainya, dia akan masuk ke ruang bawah tanah. Kita berdua tahu, tidak ada yang keluar dari sana," ancam Codru yang mendapatkan anggukan dari Grigor dan juga Illie yang kini terlihat memegangi anaknya dengan erat.

2/1/21

Revisi 23/7/21

Jangan lupa vote, komen dan follow akun WP ini + IG @akudadodado yaaw. Thank you :) 

 Thank you :) 

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Rumpelgeist [FIN]Where stories live. Discover now