Café Hopping

544 148 24
                                    

Codru berhenti saat ia menyadari ada aroma lain di ruangan Gian. Biasanya kamar gadis itu hanya beraroma manis seperti kue, tetapi sekarang ada sedikit sentuhan musky di sana.

" Little One, apa yang kau lakukan beberapa hari ini?" Ia mengurungkan niatnya untuk kembali ke kamarnya. Memilih untuk duduk di ranjang Gian yang kini tampak mengantuk, tetapi masih mencoba menunjukkan taringnya.

"Apa lagi memangnya yang tawanan bisa lakukan di sini?"

"Menendang pemilik kastil tanpa kepalanya terlepas dari leher dan menggelinding di lantai." Codru menjawab dengan gedikan bahu. Gian mendengkus kencang, bibirnya tertekuk ke bawah.

"Aku hanya pergi ke kampus dan menjajal beberapa cafe di sekitar kampus," jawabnya.

Codru menelengkan kepalanya, "Marius mengajakmu ke cafe?" Marius tidak pernah seramah itu pada manusia untuk mengajak mereka ke café.

"Sampai unicorn muncul di hadapanku pun hal itu tidak mungkin terjadi." Gian bangun dari posisi tidurnya, mungkin sadar kalau dirinya tidak akan keluar dari kamar gadis itu dalam waktu dekat. Ringisan muncul di bibirnya saat ibu jari kakinya bersentuhan dengan comforter. Codru menyibak comforter itu dan membantu Gian untuk duduk di dipan ranjangnya.

"Lalu, siapa yang mengajakmu ke sana?"

"Constin. Marius sibuk dengan pekerjaan milikmu sehingga menyuruh Constin untuk antar-jemput." Kedua alisnya hampir menyatu mendengar jawaban Gian. Seharusnya tidak ada yang berada di sekitar Gian selain Marius saat ia pergi untuk mengurus pekerjaannya. Namun, ia mencoba untuk tenang.

"Jadi, kalian berkencan?" Ia mengucapkan itu tanpa bermaksud menggoda Gian, namun wajah gadis itu justru berkata lain. Ada sedikit rona merah di pipinya dan mata itu menatap ke mana pun asal buka miliknya.

"Tidak. Hanya café hopping."

Rasanya ada rasa tidak nyaman yang bertumbuh di dadanya, yang hanya perlu waktu sekejap untuk bertumbuh menjadi rasa tidak suka. Codru berdiri lebih cepat dari seharusnya, membuat Gian terlonjak. Padahal ia sudah berjanji pada dirinya sendiri agar bergerak seperti manusia jika di sekitar Gian. "Tidur, Little One. Besok aku yang akan mengantarkanmu ke kampus dan juga café hopping, kalau kau masih mau."

**

Tidak sulit menemukan Marius, jika tidak berada di kamarnya tengah bersantai, pria itu pasti ada di salah satu kamar di bagian lain kastil ini dengan wanita-wanitanya. Yep, itu bentuk jamak.

Untung saja kali ini pria itu lebih memilih bersantai di kamarnya, sehingga Codru tidak perlu melihat sesuatu yang bergantung di antara paha Marius atau bokong pria itu atau hal lainnya yang dapat mengganggu kesabarannya. Ia sudah terlalu lama selibat untuk melihat pemandangan tidak senonoh.

"Marius, bisa kau jelaskan kenapa Constin yang mengantarkan Gian?" todongnya tanpa membiarkan Marius untuk berdiri dari posisi telentangnya di ranjang.

"Terima kasih kembali, Codru. Aku juga senang mengurus seluruh pekerjaanmu selama kau bersenang-senang. Dan jangan membantahnya, aku sudah mendengar ceritanya dari Abel," gerutu Marius.

Codru menendang kaki Marius berkali-kali hingga pria itu tidak tahan lagi dan membuka mata. "Apa lagi yang hamba harus lakukan baginda raja?" tanyanya sinis.

"Kenapa Constin yang mengantarkan Gian?"

"Karena aku sibuk dengan pekerjaanmu yang menggunung dan menjaga anak manusia itu tidak membuat pekerjaan lainnya otomatis hilang." Marius mempelajari ekspresinya untuk sesaat, "Ada apa? Apa yang kau lihat? Abel mengatakan tidak ada ingatan yang dapat kau lihat dari mereka."

"Memang tidak ada, aku hanya melihat Luca berpapasan Dengan Constin," ujarnya, mendengar itu membuat tubuh Marius siaga.

"Maksudmu ada kemungkinan Constin bekerja sama dengan mereka?

"Aku tidak tahu pasti. Ingatannya terlalu kabur, mungkin karena sudah lama."

"Apa kau ingin aku membawanya ke ruang bawah tanah? Kita bisa mulai dengan menanyainya." Marius memberikan usulan yang terdengar menggiurkan di telinganya. Namun, ia harus menggeleng untuk ide itu. Tidak mungkin ia mengacaukan ritme kerja sama mereka yang sudah sangat baik hanya karena kecurigaan tidak beralasannya. Semua orang dapat berpapasan tanpa mengenal satu sama lain.

"Tidak, hanya pastikan saja tidak ada yang berada di sekitar Gian selain kita berdua. Itu berarti tidak ada lagi pendelegasian tugas, Marius."

28/7/21

Jangan lupa vote, komen dan follow akun WP ini + IG @akudadodado yaaw. Thank you :) 

 Thank you :) 

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Rumpelgeist [FIN]Where stories live. Discover now