Chapter 40: Shigaraki Yukina: Rising

7.4K 780 309
                                    

"Untuk menjadi hero

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Untuk menjadi hero ... apa yang harus kulakukan dengan kekuatan yang tercipta untuk membunuh ini?"

Yukina yang terkapar dalam keadaan penuh luka teringat pertanyaannya sendiri minggu lalu. Kilas balik singkat itu terhenti oleh suara langkah kaki yang semakin dekat. Meskipun mata Yukina tertutup lemah, dia tahu Hawks sedang berjalan menghampirinya. Bunyi kibasan pedang yang memecah udara semakin menguatkan praduga bahwa Hawks masih berniat menyerang.

"Selamat remedi."

Bibir Yukina sedikit terangkat, namun Hawks tidak menyadarinya.

'Mendokusai.'

Hawks tertegun. Sebelum pedangnya mengenai Yukina, dia telah lebih dulu melompat mundur, menjauhi lawannya yang menciptakan duri-duri kegelapan untuk melindungi diri. Puluhan duri tajam menyembul keluar dari kegelapan yang tercurah di tanah. Jika Hawks payah dalam menghindar, sudah pasti dia menjadi sate ayam saat itu juga.

'Sial! Di saat-saat seperti ini dia mengincar—'

Hawks yang masih terkejut dengan serangan dadakan itu berhenti membatin. Dia yang diliputi kekagetan sekarang berubah kebingungan. Beberapa bulatan putih sebesar bola pingpong yang beterbangan mulai mengelilinginya. Mata emasnya melirik ke titik semula, tampak Yukina yang bangkit seraya menyeringai.

Dalam posisi melayang yang singkat tersebut, Hawks menembakkan beberapa helaian bulunya. Lima helai bulu merah itu terbang melewati duri-duri kegelapan yang bercuatan dari tanah, dengan cepat menuju ke arah Yukina yang berdiri tanpa pertahanan.

"Bagus, tetaplah di sana, Birdbrain. Kau berada di titik optimal pengaktifan sel fotoreseptormu," Yukina mengangkat tangannya, "Hikaridama," rapalnya seraya menjentikkan jari.

Seketika bola-bola putih yang melayang di sekeliling Hawks meledak menjadi bom cahaya. Sinar menyilaukan itu menembus visor kuning Hawks, membuatnya seketika menutup mata. Sekalipun menggunakan visor, dia benar-benar terkena flashbang dalam jarak dekat hingga indranya kacau.

'Light bomb?!' Hawks menghalangi matanya dengan tangan. Fokusnya seketika kacau bersamaan dengan pandangannya yang buta sesaat. Jurus Hikaridama (Light Ball) Yukina mirip seperti Stun Grenade milik Bakugo. Tidak mencederai lawan tetapi membutakan mereka untuk sementara.

Di tengah terangnya bom cahaya yang baru saja meledak, Yukina masih berdiam diri pada posisinya. Matanya yang semula menyipit kini terbelalak kaget. Bulu-bulu Hawks melesat ke arahnya, menggores pipi Yukina yang sedikit memiringkan kepala untuk mengelak. Meleset, namun saking cepat lajunya, sejenak Yukina merasa bulu tersebut seperti peluru yang ditembakkan seorang sniper. Beberapa helai rambut putihnya berayun jatuh usai terserempet bulu Hawks yang tajam.

'Jadi, begitu, ya. Aku mulai mengerti sekarang.'

Setitik darah pun mengalir dari pipi Yukina, pupil matanya kembali normal usai berakomodasi. Bom cahaya telah menghilang, begitu pula dengan duri-duri kegelapan yang memudar. Kini Yukina dapat melihat dengan jelas, Hawks mendarat di tanah seraya mengucek mata. Sesuai perhitungan Yukina, kilatan cahaya yang berintesitas 8 juta candela tadi berhasil mengaktifkan sel fotoresepstor di matanya.

Dᴀʀᴋ Lɪɢʜᴛ [ʙɴʜᴀ × ᴏᴄ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang