Chapter 1: Black Death

15K 1.5K 250
                                    

Malam itu langit Jepang terlihat sangat gelap, bahkan cahaya rembulan tidak dapat meneranginya karena tertutupi oleh awan hitam yang tebal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam itu langit Jepang terlihat sangat gelap, bahkan cahaya rembulan tidak dapat meneranginya karena tertutupi oleh awan hitam yang tebal.

Di tengah gelapnya malam, Yukina berdiri di atas sebuah gedung. Jubah hitam panjang berkerudung yang menutupi kepalanya berkibar diterpa angin malam.

Ia menatap distrik Atsuta yang porak poranda. Kabut hitam memenuhi hampir seluruh distrik. Beberapa warga di sana terlihat pingsan berselimutkan kabut hitam.

Tangan Yukina menyentuh earphone yang terpasang di telinga kanannya. "Lakukan dengan cepat, Black Death.." terdengar suara All For One dari earphone itu.

Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, Yukina melepaskan earphone itu kemudian menjatuhkannya ke lantai. Kaki kanannya menginjak earphone hingga hancur berkeping-keping.

"Maaf, ayah -bukan, All For One. Meski terbuat dari emas sekalipun, sangkar tetaplah sangkar. Hidupku terlalu singkat untuk berada dalam sangkarmu," ucapnya pelan.

Yukina melompat turun dari atas gedung tempatnya berdiri. Ia mendarat sempurna dari ketinggian lebih dari empat ratus kaki. Tangan kirinya menapak ke tanah, seketika kabut hitam di seluruh distrik Atsuta lenyap -seakan diserap oleh telapak tangan kiri Yukina.

Setelah seluruh kabut menghilang, ia mengeratkan hoodie hitamnya lalu melangkahkan kaki untuk pergi dari sana. Dalam hitungan detik, Yukina menghilang di kegelapan malam.

"Kabut hitam misterius di distrik Atsuta kini sudah menghilang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kabut hitam misterius di distrik Atsuta kini sudah menghilang. Namun, para polisi setempat masih menyelidiki penyebab munculnya kabut hitam tersebut. Distrik Atsuta ditutup sementara waktu untuk kepentingan keamanan. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini," jelas reporter salah satu stasiun TV itu memberitakan keadaan distrik Nagoya.

Maut Hitam.
Begitulah mereka menyebutnya.

Sebuah pandemi hebat sekaligus menyebarkan wabah misterius, membuat distrik Atsuta di Nagoya nyaris menjadi tanah tak bertuan. Hampir seluruh penduduk di sana menjadi menghitam dan tidak dapat menggunakan keunikannya untuk sementara waktu.

Dᴀʀᴋ Lɪɢʜᴛ [ʙɴʜᴀ × ᴏᴄ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang