Chapter 42: Alter Life

5.3K 610 602
                                    

[Warning: Chapter ini mengandung muatan dewasa implisit berupa pakaian minim. Harap membaca dengan bijak.]

Seluruh pertandingan untuk ujian praktik kelas 1-A telah selesai. Recovery Girl berkontribusi besar terhadap pemulihan murid-murid yang terluka usai bertarung. Di antara 21 siswa, yang paling parah lukanya adalah Midoriya, Bakugo, dan Yukina. Midoriya dan Bakugo dirawat di ruang yang sama, sedangkan Yukina dipindahkan ke ruang khusus untuk menjalani operasi.

Hawks duduk di kursi ruang tunggu. Tubuhnya dibalut perban mulai dari dada hingga perut, menandakan bahwa dia telah mendapat pertolongan pertama. Memang itu belum 100% terobati karena Hawks menyuruh Recovery Girl untuk memprioritaskan Yukina terlebih dulu, tetapi setidaknya rasa sakitnya sudah agak berkurang.

'Itteee... Sepertinya tulang rusukku patah akibat pertarungan tadi,' Hawks menyentuh dadanya yang diperban. Dia melirik bagian belakangnya, 'Sayapku juga hangus seluruhnya. Kalau begini, aku terpaksa harus ambil cuti.'

Berkat Yukina, akhirnya Hawks mendapatkan sesuatu yang dia impi-impikan, yaitu liburan ... di rumah sakit. Sungguh mulia memang hati nona muda Shigaraki. Untung saja tidak liburan selamanya di akhirat.

Tap.. tap.. tap...

Terdengar suara langkah seseorang yang mendekat membuat Hawks menoleh. Tampak Aizawa berjalan mendekati ruang operasi dengan ekspresi monoton seperti biasa. "Bagaimana lukamu, Hawks-san?"

"Recovery Girl sudah memberi pertolongan pertama, tapi rasanya aku harus bersyukur karena masih hidup," timpal Hawks seraya mendongak. "Aku tidak menyangka akan bertarung habis-habisan hingga mengorbankan semua buluku."

"Maa, itu karena dia sangat ingin mengalahkanmu," Aizawa duduk di sebelah Hawks. "Dia itu ... sangat ambisius untuk menjadi yang terkuat, entah itu sifat yang baik atau buruk."

Hawks diam sejenak. Senyuman tipis dia sunggingkan. "Wah, ternyata kau ayah yang sangat perhatian dari apa yang terlihat, ya! Tapi, Eraser Head-san ..."

Ucapan Hawks yang menggantung itu membuat Aizawa menoleh. Mata Hawks melirik tajam, menatap penuh selidik. Sebagian wajahnya menggelap karena tertutup bayangan hitam. Senyum kecurigaannya kian melebar.

"... Bukankah kau tidak punya putri bernama Yukina?"

Skakmat.

Aizawa tertegun dalam diam. Dia seperti terbungkam dengan pertanyaan sederhana itu. Siapa sangka ada yang menanyakan hal tersebut di saat-saat seperti ini. Terlebih orang itu adalah Hawks, pahlawan yang dikenal seenaknya sendiri dan tidak peduli dengan generasi selanjutnya.

"Tidak seperti biasanya Anda tertarik dengan kehidupan orang lain, Hawks-san."

"Aku hanya penasaran dari mana kau menemukan orang semenarik itu," Hawks menegaskan. "Kemunculannya saat festival olahraga kemarin menggebrak dunia hero. Dia seperti dark horse, wajar saja jika publik bertanya-tanya-"

Hawks ingin berucap lebih lanjut namun terpotong oleh Recovery Girl yang keluar dari ruang operasi. Dia serta Aizawa pun beralih ke hero penyembuh kebanggaan UA.

"Tulang kering dan punggung Yukina mengalami cedera hebat. Ditambah lagi, robekan pada tendon dan ligamennya juga semakin lebar. Kalau begini terus, dia bisa lumpuh di usia muda," tutur Recovery Girl kemudian menghela napas berat. "Aku tidak habis pikir, kenapa kalian tidak menghentikan ujiannya tadi?!"

"A-Ahaha, sumimasen," Hawks tertawa kikuk sambil menggaruk kepala belakangnya. "Aku sudah berusaha menghentikannya tapi dia bersikeras untuk bertarung sampai akhir."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 30, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dᴀʀᴋ Lɪɢʜᴛ [ʙɴʜᴀ × ᴏᴄ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang