Chapter 34: Get Along and Gear Up

8.7K 1K 450
                                    

🎵 : Hirari Hirari - Hatsune Miku (Instrumental ver

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🎵 : Hirari Hirari - Hatsune Miku (Instrumental ver.)
Listen to music while reading!

Sama seperti bulan,
dia punya sisi begitu gelap,
yang bahkan bintang-bintang tak mampu menyinarinya.
Dia punya sisi begitu dingin,
yang bahkan matahari tak mampu menghangatkannya.

Midoriya masih tidak percaya, atau malah tidak ingin percaya. Fakta bahwa Yukina adalah anak dari All For One, musuh bebuyutan All Might yang menjadi dalang kejahatan di Jepang, begitu mengejutkan. Midoriya menolak kenyataan kejam tersebut dalam benaknya.

“... Um, Yukina? K-Kau ... baik-baik saja?” Midoriya takut-takut bertanya.

Yukina berhenti melangkah, membuat Midoriya melakukan hal yang sama. Matanya menatap kosong ke depan, bayangan hitam menggelapkan wajahnya. Dia depresi berat.

“Seumur hidupku, kupikir aku memperjuangkan hal yang benar. Namun ternyata, aku hanyalah pemudi yang terlalu optimis,” Yukina mendongak, menatap langit senja yang bahkan lebih cerah dari hidupnya.

“... Yukina?”

“Ayahku selalu meyakinkanku kalau apa yang kami lakukan akan membuat dunia ini lebih baik. Namun tentu saja, gagasan idealisnya ... tidak ideal bagi semua orang, termasuk diriku. Jadi, aku pun meninggalkannya –tidak, aku kabur darinya.”

Midoriya meneguk ludah. Ucapan Yukina itu hanyalah pernyataan halusnya. Apa yang dia alami pasti lebih berat dan kejam dari yang terdengar. 

‘Begitu, ya. Pantas saja aku merasa ada yang aneh saat itu,’ batin Midoriya mengingat kejadian sebelum festival olahraga (Chapter 15).

“Kemudian, aku mendedikasikan hidupku untuk menjadi pahlawan,” Yukina berjalan maju beberapa langkah, “Seorang anak villain terkejam berkedok calon hero, begitulah diriku ...”

Yukina perlahan membalik tubuhnya, berhadapan tepat dengan Midoriya. “... Shigaraki Yukina.”

Hening. Hanya terdengar desiran angin sore yang berhembus. Yukina menggigit bibirnya kuat-kuat, menahan semua kata yang ingin terlontar keluar.

‘Maaf, Izuku. Aku tidak bisa memberitahumu semuanya tentangku ....’

Yukina menghela napas, “Dengar, aku sama sekali tidak bermaksud membohongimu, juga yang lain. Tapi untuk sekarang, aku ingin menghindari kekacauan dan anggapan yang tidak-tidak soal diriku. I want people see me for who I am, not what I am.”

Midoriya terdiam. Kini dia mengerti kenapa Yukina sangat menutup diri. Gadis itu bagaikan enigma, begitu misterius penuh teka-teki. Sekalipun sudah mendengar semuanya tadi, Midoriya merasa masih belum tahu apa-apa. Seakan itu semua hanyalah permukaan terluar dari web –surface web. Pasti Yukina masih banyak menyimpan sesuatu yang tak dapat dia bayangkan, layaknya deep web atau malah ... dark web.

Dᴀʀᴋ Lɪɢʜᴛ [ʙɴʜᴀ × ᴏᴄ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang